Danum.id, Pangkalan Bun – Tradisi ‘menyandau’ durian, salah satu wujud kearifan lokal Kotawaringin Barat (Kobar) yang terus dilestarikan.
Tradisi yang masih dijalankan masyarakat pelosok desa di Kabupaten Kotawaringin Barat, salah satunya di Desa Riam.
“Menyandau durian ini adalah sebuah tradisi yang hingga saat ini masih hidup dan berkembang di tengah masyarakat, bahkan nyandau buah durian ini bisa menjadi sebuah potensi wisata alam yang akan dikembangkan,” kata Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) Nurhidayah, Sabtu (11/1/2020).
Menurutnya, tradisi menyandau durian berpotensi untuk pengembangan pariwisata, lantaran Kecamatan Arut Utara mempunyai potensi pengembangan varietas lokal tanaman hutan, seperti durian, keratungan, pampaan, dan buah hutan lainnya.
Ia menjelaskan, salah satu hutan buah durian yang dapat diagendakan sebagai destinasi wisata adalah Bukit Balang yang posisinya berada di 2.000 mdpl. Di ketinggian ini wisatawan dapat menyandau durian sekaligus merasakan sensasi petualangan ketika menuju lokasi.
Untuk itu ia berpesan agar masyarakat agar menjaga potensi hutannya, agar kekayaan alam di Kecamatan Aruta tidak dialihfungsikan. Kalau sudah dialihfungsikan maka generasi berikutnya hanya bisa menikmati buah durian dari hutannya.
Untuk diketahui, kegiatan menyandau durian tersebut, merupakan rangkaian dari kegiatan gathering pemerintah daerah bersama masyarakat Desa Riam dan Panahan, bupati yang didampingi suami HM Ruslan serta Sekretaris Daerah Suyanto, kepala SOPD serta camat juga berkesempatan mengikuti tradisi ‘belumai buah durian’.
Bupati yang bertolak dari Pangkalan Bun, sekitar pukul 22.00 WIB bermalam di Camp Harapan Desa Riam. Dalam gathering tersebut juga diisi dengan dialog bersama masyarakat.
“Menyandau durian kegiatan yang menyenangkan, tapi yang lebih penting adalah kegiatan ini merupakan momen untuk bersilaturahmi dengan masyarakat di dua desa yaitu Riam dan Panahan di Kecamatan Arut Utara,” demikian Nurhidayah. (Ant/Fhr/red)