Danum.id, Balikpapan – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) menggelar Training of Trainer (ToT) bagi peneliti dan asisten peneliti. Kegiatan dilangsungkan tiga hari di Balikpapan Kalimantan Timur, 19-22 Mei 2024.
Hal ini sebagai langkah pemantapan, sehubungan akan dilaksanakannya survei Indeks Resiko Terorisme (IRT) dan Indeks Potensi Radikalisme (IPR) tahun 2024. Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Tengah (Kalteng) ikut ambil bagian di kegiatan tersebut.
Dr. Desi Erawati, M. Ag dan Salasiah, M.Ag selaku peneliti dan asisten peneliti untuk wilayah Kalteng menghadiri kegiatan ToT kluster V tersebut sebagai representasi FKPT Kalteng.
“Tujuan kegiatan ini memberikan penjelasan secara detail dan mempersiapkan semuanya sebelum para enumerator turun ke lapangan,” tutur Desi, yang menjabat Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian FKPT Kalteng.
Kegiatan itu dihadiri dan diresmikan Direktur Pencegahan BNPT RI Prof. Dr. Irfan Idris, M.A. Hadir pula dalam kegiatan ToT tersebut Kasubdit Pemberdayaan BNPT RI Kol. Sus. Dr. Haryanto, S.Pd, M.Si.
Selain pejabat BNPT RI, juga hadir reviewer BNPT
Prof Dr. Angel Damayanti dan Dr. Muhammad Musoffa, M.A, serta dihadiri seluruh Ketua Bidang Pengkajian dan Penelitian regional wilayah Kalimantan.
“ToT ini digelar dengan harapan hasil yang didapatkan benar-benar valid karena dijadikan barometer untuk pemenuhan kebijakan baik secara nasional maupun internasional,“ ucap Prof. Dr. Irfan Idris, M.A.
Sementara itu, Kasubdit Pemberdayaan BNPT RI, Kol. Sus. Dr. Haryanto, S.Pd, M.Pd menjelaskan Kegiatan ToT ini diikuti 2 orang reviewer dan 4 perwakilan FPKT.
“Disepakati bahwa pengukuran indeks terorisme ada 2 yaitu IRT dan IPR. Untuk usia responden disepakati 18-58 tahun,“ terang dia.
Ia juga berharap nantinya akan ada pelaporan yang yang tersusun dengan baik dari peneliti. Ia meminta para peneliti supaya melakukan coaching dan survei secara mandiri dilaksanakan pada Juni 2024 mendatang. (Mrz/red)
