Radikal Karena Ketidaktahuan Atau Kebarutahuan?

0

RADIKAL KARENA KETIDAKTAHUAN ATAU KEBARUTAHUAN
Oleh : Wahid Noor Rahman *)

Di era yang sedemikian berkembang ditunjang teknologi yang super canggih, maka sudah pasti mempengaruhi pola kehidupan. Semua kapasitas diri harus ditingkatkan, agama, pendidikan, maupun finansial. Lebih spesifik lagi ke arah agama.

Mudahnya informasi lewat media sosial berdampak besar memfaktori meningkatnya “Ghirah” atau semangat dalam mempelajari dan memahami Islam. Youtube, Instagram, Facebook dan medsos lainnya jadi penunjang besar arus dakwah era sekarang ini.

Feedback-nya? Dari segi positifnya, kita lebih mudah belajar agama dimanapun kapanpun dengan hanya bermodal kuota. Yang dari pagi sampai sore bahkan sampai malam beraktifitas kerja di kantor, atau anak sekolahan yg tak berkutik dengan fullday school nya bisa menyempatkan waktunya belajar lewat nonton ceramah di youtube atau melihat akun akun dakwah di Instagram. Mudah, cepat, simple, dan bermanfaat.

Dari sisi negatifnya, mudahnya terjadi gesekan yg tidak perlu antar golongan karena ilmu yg dia dapatkan ternyata berbeda dengan yang orang lain sampaikan. Ini yg harus benar-benar di garis bawahi. Saling salah menyalahkan seakan menjadi hal lumrah, karena yang satu tau begini yang satu tahunya begitu. Niat mengajak kebaikan disisipi sindir perbedaan. Ibarat membaca novel, baru membaca di bab-bab awal, sudah berani menyimpul alur cerita.

Ada fase dimana orang menjadi Radikal, yaitu saat dia baru mendapatkan satu Ilmu. Dimana saat ada yang berbeda dia men-judge salah tanpa bertabayyun lebih dulu. Namun ada namanya proses radikal menjadi baik-baik saja, ketika dia mulai menerima ilmu-ilmu baru lagi dan membuka jendela pengetahuannya. Jika sudah sampai di titik ini maka gesekan yang tidak perlu tadi, hilang dengan sendiri nya.

Any way, esensi dari Islam adalah “rahmatan lil alamin” simple tapi implikasinya luas. Ayo sama sama kita saling berangkulan menuju kebaikan. Jangan malah saling menjatuhkan. Satu lagi, tolong jangan seakan akan jadi pemegang kunci sorga dan neraka ya . Hehehehe

*) Mahasiswa UIN syarif Hidayatulah Jakarta