Danum.id, Palangka Raya – Salah satu unsur A’wan PWNU Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran turut hadir saat penutupan Rapat kerja (Raker) Bersama Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kalteng, Minggu (3/2/2018).
Ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Kalteng itu juga turut memberikan pemantapan kepada utusan lembaga yang hadir, bersama Ketua PWNU Kalteng dan Ketua PP Lakpesdam PBNU.
Beberapa penekanan disampaikan antara lain agar menjaga ritme dan semangat dalam berorganisasi, tidak mudah patah semangat, dan tidak berhenti melakukan kaderisasi.
“Jangan patah semangat memperjuangkan Islam rahmatan lil’alamin. Teruslah belajar dan perbanyak melalui kaderisasi-kaderisasi berkesinambungan,” ucapnya saat Penutupan Raker Lakpesdam di Asrama Haji Al-Mabrur, Minggu sore tadi.
“Keberagaman dalam rumah betang itu biasa dalam masyarakat Dayak sejak lama. Intinya, boleh berbeda tetapi tetap satu yaitu Bersatu merawat keragaman yang ada. Sekali lagi, harus ber-satu, itu kuncinya,” lanjut Agustiar.
Aktif berorganisasi, kata Agustiar, merupakan salah satu modal sosial. Namun, ia tak henti-hentinya menekankan agar keragaman harus terus dijaga karena Kalteng sudah sejak lama terapkan falsafah Huma Betang.
Ketua PWNU Kalteng, Wahyudie F Dirun menambahkan pentingnya kaderisasi setiap Banom dan Lajnah milik NU. Karena itu, ia pun sangat menyambut baik gebrakan Lakpesdam Kalteng yang berhasil mengumpulkan Banom dan Lajnah lalu mendatangkan pengurus pusat untuk kemudian bersama-sama menganalisa obyektivitas organisasi, merumuskan langkah apa ke depan.
“Ini merupakan langkah strategis. Belum ada dan baru ini ada kegiatan inisiatif dan gebrakan seperti ini. Saya sangat apresiasi, Lakpesdam mungkin Lajnah di bawah PWNU Kalteng yang terbaik saat ini. Tapi memang Lakpesdam tugasnya adalah sebagai dapur pacu PWNU,” tukasnya.
Ketua PP Lakpesdam PBNU, Rumadi Ahmad di tempat yang sama, juga mengapresiasi langkah Lakpesdam Kalteng membuat terobosan dengan mengumpulkan Banom dan Lajnah/lembaga untuk bersama-sama memikirkan kaderisasi.
Soal kaderisasi, ia menyebut GP Ansor adalah Banom paling rapi kaderisasinya. Namun pertemuan lintas lembaga yang berada di bawah payung NU ini, merupakan terobosan sekaligus sebagai pemacu untuk pelaksanan kaderisasi setiap lini.
“Ini masuk dalam kaderisasi non-formal. Dan apa yang dilakukan Lakpesdam Kalteng dibawah Ketua Roziqin ini merupakan terobosan yang baik, berani memulai sesuatu meski bersusah payah mengumpulkan komitmen berorganisasi, untuk memajukan NU sesuai visi misi. organisasi tanpa kaderisasi akan mati,” terang Rumadi.
Sementara itu Roziqin mengatakan, pola kaderisasi sangat beragam di NU. Kemampuan SDM juga beragam, tersebar di beberapa Banom dan Lembaga.
“Di luar itu pula, kuantitas kader NU tersebar menjadi birokrat, teknokrat, politisi, usahawan, dan sebagainya. Potensi sedemikian ini harus kita petakan, kita rawat, untuk berbagi peran dan strategi demi kemajuan NU secara kelembagaan,” ujarnya. (red)