Danum.id, Jakarta – Warga Tanjung Priok khawatir pernyataan Menteri Hukum dan HAM Yosanna Laoly menimbulkan kesan jelek bagi generasi muda di wilayah tersebut.
Mereka takut cap negatif itu akan melekat terus pada semua warga yang lahir dan besar di Tanjung Priok.
“Kami resah kota kelahiran kami diberikan stigma yang negatif. Kalau stigma itu tidak dicabut, tidak diklarifikasi oleh Pak Menteri akan berdampak buruk bagi kita semua dan generasi muda di Tanjung Priok,” kata Dimas, perwakilan warga Tanjug Priok saat ditemui di depan Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Rabu (22/1/2020).
Dimas mengatakan dampak buruk yang dikhawatirkan dari stigma negatif tersebut dapat mempengaruhi penilaian pengusaha terhadap masyarakat Tanjung Priok dalam mencari kerja.
Menurut dia, dampak tersebut dikhawatirkan dirasakan oleh generasi muda di Tanjung Priok yang kesulitan mencari kerja karena stigma negatif tersebut.
“Bayangkan kalau semua pengusaha melihat Tanjung Priok adalah tempat paling kriminal di Jakarta, ketika mereka melamar kerja dan stigma itu melekat, ketika di biodata lamaran pekerjaan atau data pribadi tertulis pelamar disebutkan ber-KTP Tanjung Priok,” kata Dimas.
Untuk itu, lanjut Dimas, warga datang ke Kemenkuham untuk meminta klarifikasi dari Menteri Yosanna Laoly terkait pernyataannya tersebut dan meminta maaf kepada warga yang disampaikan secara langsung maupun di hadapan media.
Hal senada juga disampaikan oleh Kemal Abu Bakar perwakilan pemuda Tanjung Priok.
Ia mengatakan dampak pernyataan Menteri Yosanna tersebut sangat besar dirasakan oleh warga Priok.
“Stigmatisasi soal kriminalitas Tanjuk Priok kampung kriminal sangat berdampak buruk terhadap adik-adik generasi muda ke depan, stigma soal Priok kriminal kumuh dan miskin, tidak mendasar,” kata Kemal.
Kemal tidak menampik jika dulu Tanjung Priok melekat dengan stigma negatif, tetapi warga sudah bergotong royong mengubah citra buruk tersebut menjadi positif.
Priok sekarang lanjut dia, adalah tempat berdirinya pelabuhan internasional, memiliki kawasan industri nasional dan memiliki industri otomotif bertaraf internasional.
“Benar ada kemiskinan, ada pengangguran di kita, tapi kita terus berusaha untuk meningkatkan kompetensi warga supaya bisa diserap lapangan pekerjaan yang ada di Priok,” kata Kemal.
Sementara itu, penyanyi Dangdut Bebizie kelahiran Warakas, Tanjung Priok, mengatakan Tanjung Priok sekarang sudah lebih humanis dan bersahabat.
Ia mengatakan warga Tanjung Priok walau lahir dari keluarga miskin tetapi peran orang tua mendidik anaknya tentang etika sangat kuat.
“Kriminal bukan hanya terjadi di Tanjung Priok saja, dimana-mana ada kriminal di lingkungan elit sekalipun. Kalau enggak ada kriminal mungkin, enggak ada Sukamiskin, kan itu penjara buat kriminal yang merampok duit rakyat,” kata Barbizie. (Ant/Fhr/red)