Danum.id, Pangkalan Bun – Pemerintah Kabupaten (Pemkab,) Kotawaringin Barat (Kobar), melakukan panen padi perdana di demplot pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB), Desa Sebuai, Kecamatan Kumai.
Hasil kerjasama dengan Litbang Kementerian Pertanian.
“Demplot PLTB Desa Sebuai ini hasil kerja sama dengan Litbang Kementerian Pertanian dan padi yang kita tanam ini adalah varietas unggul,” kata Bupati Kobar Nurhidayah, Sabtu (18/1/2020).
Menurut dia, Desa Sebuai mempunyai areal pertanian PLTB seluas 700 hektare dan areal persawahan yang terbuka dan sudah ditanam padi seluas 200 hektare.
Lahan pertanian seluas itu, kata dia, merupakan hasil dari proses pembukaan lahan tanpa bakar.
“Saya berharap demplot PLTB ini dapat menjadi contoh bagi petani di Kabupaten Kobar, karena setelah dilakukan inovasi terhadap lahan di daerah ini dengan PLTB dapat dihasilkan potensi ekonomi yang luar biasa,” kata orang nomor satu di kabupaten dengan julukan Bumi Marunting Batu Aji itu.
Dia mengatakan untuk satu hektare lahan pertanian PLTB di Desa Sebuai dapat dihasilkan padi sebanyak tujuh sampai delapan ton dalam satu hektarenya.
“Potensi ini sangat luar biasa kalau petani fokus untuk mengembangkan varietas pertanian, kita tidak usah muluk sampai delapan ton, enam ton saja kita hasilkan maka sudah bisa kita kalkulasikan nilai ekonominya,” kata dia.
Dalam satu hektare tanaman padi bila dihasilkan enam ton maka dengan harga per kilogramnya Rp10 ribu, maka dihasilkan Rp60 juta rupiah dalam satu hektare.
Pembukaan demplot PLTB kerja sama dengan Litbang Kementan tersebut juga merupakan salah satu upaya pemerintah daerah sesuai dengan visi misi kepala daerah lima tahun ke depan.
Bahwa sektor pertanian menjadi salah satu program prioritas pembangunan dan dapat menjadi angin segar bagi petani dan pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan, sehingga tidak tergantung daerah luar.
“Kita juga ketahui bahwa Desa Sebuai juga kaya dengan potensi lainnya seperti pengembangan budi daya tambak udang peci, dan nanti akan kita kembangkan di desa ini selain potensi pariwisatanya,” demikian Nurhidayah. (Ant/Fhr/red)