Danum.id, Palangka Raya – Pengurus NU Kota Palangka Raya menegaskan sikapnya yang tidak akan kemana-mana dalam berbagai kontestasi di Pemilu 2019 ini. Hal tersebut kaitannya dalam menyikapi tahun politik 2019 ini, baik pemilihan legislatif DPRD dan DPD maupun pemilihan presiden.
“NU tidak tidak kemana-mana tetapi ada dimana-mana,” ungkap Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kota Palangka Raya, Achyar Djantarmin saat pertemuan Silaturahmi PC Nahdlatul Ulama Kota Palangka Raya beserta Banom dan Lajnah, di Asrama Haji Al-Mabrur Palangka Raya, Minggu (27/1/2019).
Wajar saja, karena dalam kontestasi anggota legislatif, banyak kader NU baik dari kalangan pemuda maupun yang lebih senior, tersebar di beberapa partai politik.
Pertemuan konsolidasi ini mengusung tema ‘Merangkai Kebersamaan dalam Kesepahaman Gerak’. Hadir beberapa Banom dan Lajnah PCNU Kota Palangka Raya antara lain MWC lima kecamatan, PC GP Ansor dan Banser, PC Fatayat, PC Muslimat, PC PMII, PC IPNU dan PC IPPNU serta PC Pergunu Kota Palangka Raya.
Selain itu, Lajnah dan Banom tingkat Provinsi juga hadir menyaksikan. Antara lain jajaran PWNU Kalteng, PW GP Ansor dan Banser, PW Fatayat, PW Muslimat, PW IPPNU dan PW IPPNU, juga Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya manusia (Lakpesdam). A’wan PWNU Kalteng, Agustiar Sabran juga tampak bergabung.
Sementara itu, Ketua PWNU Kalimantan Tengah (Kalteng) Wahyudie F Dirun berpesan kepada PCNU, agar soliditas antara pengurus, dengan MWC NU dan para Banom dan lembaga atau lajnah semakin terjaga dengan baik. Ini agar program kerja dan misi organisasi terlaksana dengan baik. Ia sepakat dengan Ketua PCNU bahwa kader NU berdiaspora di berbagai posisi dengan peran masing-masing.
“Saya kira, kader NU yang menjadi Caleg, agar didudukkan satu meja. Kita berkepentingan terhadap para Caleg. Kenapa? karena mereka lah nanti yang menyuarakan kepentingan kita sebagai bagian dari masyarakat,” tutur Wahyudie.
Namun jika menghadapi Pemilihan Presiden, Wahyudie memberikan penekanan khusus yang karena kondisi yang berbeda dengan pemilu legislatif. Menurut dia, karena ada sosok Kyai yang dihormati di NU, terlebih pernah menjabat Ro’is Aam PBNU, maka hal itu merupakan kewajiban moral untuk mendukung.
“Kalau dengan Kyai Ma’ruf Amin, maka itu tak lain adalah sebagai bentuk tanggung jawab sebagai nahdliyin saja. Beliau adalah Kyai yang kita hormati, kiprahnya terhadap NU sangat besar,” cetusnya.

Senada dengan Wahyudie, Ketua PW Lakpesdam NU Kalteng M Roziqin mengatakan, warga Nahdliyin dimanapun tempat di Indonesia, kenal betul dengan kultur NU baik yang kultural maupun struktural.
“Secara kultural, sudah hampir dipastikan akan mendukung Kyainya langsung daripada sebatas hanya ‘yang didukung kyai’. Secara struktural, tentu Kyai Ma’ruf tidak dalam posisi instruktif karena beliau pun sudah mundur dari jabatan Ro’is Aam dan digantikan KH Miftahul Akhyar. Jadi ini tidak salahi khittah,” ungkapnya. (red)