KOPRI PMII Harus Siap Angkat Perempuan ke Pentas Lebih Luas

0
Pelepasan balon saat puncak peringatan Harlah oleh KOPRI Palangka Raya di depan sekretariat PC PMII, Minggu

Danum.id, Palangka Raya – Aktivis perempuan harus bisa melawan dogma yang kerapkali disematkan pada perempuan, bahwa mereka adalah sebatas teman laki-laki yang tugasnya berada di ranah domestik (rumah tangga) saja.

Sebaliknya, harus bisa membuat sepadan dengan kiprah kaum laki-laki dalam berbagai aspek kemanfaatan. Hadirnya kelompok atau organisasi yang menaungi pembinaan perempuan seperti Korps PMII Puteri (KOPRI), harus tampil mengangkat mereka supaya hadir di pentas yang lebih luas.

Hal ini menjadi penekanan Ketua Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Palangka Raya, Husein Arif Hidayat, saat memberi refleksi atas momentum Harlah ke-52 KOPRI PMII, di Sekretariat PC PMII jalan G Obos VII, Minggu (1/12/2019).

“Saya menaruh harapan besar kepada kader KOPRI se-Indonesia, khususnya kader KOPRI Palangka Raya, sekaligus tantangan, kira-kira bisa atau tidak menjadikan ini sebagai wadah penggemblengan untuk menyiapkan pemimpin masa depan untuk membantu membangun daerah,” ungkapnya.

Hari ini dapat dilihat, lanjut Husein, masih kurang kader perempuan yang tampil memimpin. Salah satunya karena masih ada pemikiran seolah perempuan lamban bertindak pengambil kebijakan. Itu sama saja menyempitkan jati diri seorang perempuan.

“Melalui momentum Harlah ke-52 ini, mari dijadikan refleksi bagi seluruh kader KOPRI, artinya jangan sampai hanya sebatas mengadakan seremonial dan menjadi rutinitas simbolisasi kegiatan belaka. Jauh dari itu harus menggali nilai yang subtansial menjawab tantangan kaderisasi,” cetusnya.

Salah satu anggota Majelis Pembina PMII, M. Roziqin yang hadir di peringatan Harlah, dalam sambutannya menandaskan pentingnya membaca pergerakan zaman termasuk tantangannya. Sudah tidak lagi menjadi urgensi perbedaan gender, sebab era-nya sudah kesetaraan dan keterbukaan. Jadi lebih kepada competitiveness.

“Ini eranya persaingan terbuka, bicara tentang kompetensi, maka perbanyaklah asupan pengetahuan. Ingatlah pengetahuan yang dikuasai sekarang, seringkali tidak menjawab apa yang dibutuhkan di hari esok, karena percepatan atau disrupsi sudah sedemikian cepatnya. Karena itu, membaca pesan ‘bekalilah pengetahuan keturunanmu bukan pada zamanmu’ menjadi menarik untuk dilirik kembali,” bebernya.

Mabincab PMII&Ketua Lakpesdam NU Kalteng, Ketua Fatayat Kota Palangka Raya, bersama Asisten III Pemko Palangka Raya saat hadiri puncak peringatan Harlah KOPRI PMII.

Pria yang juga menjabat Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kalteng ini mengingatkan, agar mahasiswa terlebih aktivis, memersiapkan diri dengan bekal pengetahuan yang tidak cukup mengandalkan dalam kampus saja.

“Harus menambah bekal di luar kampus, salah satunya model interaksi melalui organisasi. Ada penguatan-penguatan jaringan, interaksi sosial dan silang informasi lintas disiplin ilmu. Ini belajar saling mengisi, dan menambah apa yang tidak didapatkan di kampus. Terpenting adalah ada nilai yang diperjuangkan,” imbuhnya.

Korps PMII Puteri lahir 25 November 1967, merupakan wadah kader perempuan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Prinsip Kesetaraan Kopri yang merupakan salah satu bagian prinsip kesetaraan dalam Al-Quran sebagai Khalifatullah Fil Ardl dan keberadaannnya menjadi rahmat bagi segenap alam.

Karena itu, keberadaan KOPRI harus dirasakan manfaatnya tidak hanya oleh kader-kader PMII, tetapi juga oleh seluruh umat manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Kontribusi kader-kader KOPRI harus dirasakan oleh masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang rawan terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Sementara Ketua KORPRI PMII Palangka Raya, Asita menjelaskan, puncak peringatan Harlah tahun ini diisi beragam kegiatan lomba salah satunya cipta puisi. Kemudian di hari kedua diisi ramah tamah dan pemotongan tumpeng, serta diskusi Fikih Wanita oleh Ketua PC Fatayat NU, Maisarah. (Mrz/red)