Kompolnas RI Turut Resmikan Klinik Konseling Korban Radikalisme di Kalteng

0
Klinik Konseling Radikalisme yang didirikan Lakpesdam NU Kalteng, diresmikan

 

Danum.id, Palangka Raya – Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdatul Ulama (NU) Kalimantan Tengah (Kalteng) mendirikan klinik konseling korban radikalisme di Kota Palangka Raya. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI turut hadir dan meresmikan klinik konseling tersebut, Selasa (20/12/2022) siang.

Hadirnya Klinik Konseling itu, guna menekan penyebaran paham radikal dan doktrin ekstrim di tengah masyarakat. Ketua Lakpesdam PWNU Kalteng, M Roziqin mengatakan, pihaknya berharap dengan pendampingan melalui dialog atau konseling, masyarakat atau keluara korban bisa terbantu, dari yang tadinya terpapar menjadi tersadar.

“Kita mengusung konsep yang humanis, memadukan layanan dengan bentuk dialog dengan suasana kedai, agar nyaman antara korban yang mengadu ada teman atau kerabat atau keluarga yang terpapar aliran ekstrim, dengan konselor yang membantu,” ungkap Roziqin.

Ia menambahkan jika dirinya sering sekali mendapat aduan atau keluhan dari masyarakat terkait adanya paham radikalisme yang berkembang di Kalteng. Sebab ada anggota keluarganya yang terpapar, sementara dari pihaknya sendiri tidak mampu untuk menetralisir atau mengembalikan sikap hidup menjadi normal seperti semula.

Pihak Lakpesdam juga menggandeng unsur lain selaku stake holder daam hal deradikalisasi. Antara lain Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), TNI-Polri dan pemerintah daerah.

“Ini akan ditindaklanjuti dengan TOF atau Training of Fasilitators yang melibatkan stakeholder seperti BNPT, FKPT, TNI-Polri dan badan Kesbangpol untuk bersama-sama mengedukasi sehingga tercipta mekanisme operasional yang baik dan bisa dipedomani bersama,” jelas dia.

Roziqin juga menghimbau masyarakat, apabila ada anggota keluarga atau sanak saudara yang terpapar paham radikal ekstrim keberagamaan, supaya segera berkonsultasi tanpa dipungut biaya agar dapat dilakukan pembinaan lebih lanjut.

“Dengan adanya klinik tersebut, korban diharapkan lebih leluasa untuk bercerita tanpa harus takut,” tandas Roziqin.

Ditempat yang sama, pengamat terorisme yang juga Anggota Kompolnas RI, Mohammad Dawam menyambut baik pendirian klinik tersebut. Dirinya menilai, klinik konseling ini merupakan pertama di Indonesia yang melibatkan unsur masyarakat dalam upaya mencegah paham radikalisme.

“Terkait pelaksanaannya, yakni penguatan konsep deradikalisasi di Indonesia yang lebih humanis dan menyentuh akar rumput. Kalau di klinik ini dilaksanakan dialog secara khusus, sehingga yang dulunya terpapar gerakan radikalisme ekstrim keagamaan bisa dilakukan diskusi sehingga bermanfaat bagi bangsa dan negara,” ungkap Dawam.

Ia mengatakan, memadukan konseling dengan bentuk kedai, menjadi terobosan baru. Hal ini supaya lebih memanusiakan korban dari aliran ekstrim, untuk lebih santai, tidak tertekan dalam menurturkan problem yang dialaminya. (red)