Dukung MUI, Lakpesdam Kalteng: Semestinya Budaya Impor yang tidak Manfaat Ditinggalkan

0

Danum.id, Palangka Raya – Even yang tidak membawa kemanfaatan sebaiknya ditinggalkan, bukan malah mau dimulai atau dilestarikan. Apalagi produk hanya meniru kebiasaan atau budaya asing yang tidak jelas manfaatnya. Ungkapan ini disampaikan Lembaga Kajian dan pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Kalimantan Tengah (Kalteng).

Lembaga dibawah PWNU Kalteng ini menyebut, budaya asli nusantara khususnya dalam daerah Kalteng sendiri, banyak yang barkategori baik. Menjadi tidak bijak bila masih menjadi follower terhadap budaya luar yang belum tentu membawa kebaikan dan malah sebaliknya.

“Ya kenapa sampai impor budaya luar, yang tidak jelas kadar kemanfaatannya. Kami juga tidak setuju atas penyelenggaraan even yang diprakarsai salah satu hotel berbintang itu,” ungkap Ketua Lakpesdam NU Kalteng, M. Roziqin, Sabtu (02/09/23).

Lontaran sikap ini, mendukung pernyataan MUI Kalteng yang menanggapi festival minuman keras yang disebutkan berasal dari Jerman tersebut, dengan penolakan tegas sehari sebelumnya. Lakpesdam Kalteng turut menjadi pihak yang tidak setuju gelaran even festival minuman keras dilangsungkan di Kota Cantik Palangka Raya.

Roziqin pun berharap, pemerintah daerah mengambil langkah bijak untuk meninjau kembali izin penyelenggaraan festival tersebut, dan bersinergi dengan pihak terkait sebagai langkah preventif untuk melindungi SDM generasi muda di Bumi Tambun Bungai ini dari infiltrasi pengaruh negatif.

Karena menurutnya, sah-sah saja investasi dan mengembangkan bisnis di sebuah daerah. Namun juga tidak elok jika tidak mempertimbangkan apakah kegiatan itu membahwa kebaikan dan kemanfaatan bersama.

Seperti diberitakan di sejumlah media, salah satu hotel terbesar di Kota Palangka Raya berencana menggelar event ‘Octoberfest 2023’ yang identik dengan festival minuman keras dan budaya asing asal Jerman. Octoberfest merupakan perayaan warisan yang diturunkan dari zaman kerajaan 1810 hingga saat ini dengan menghadirkan minuman bir khas Jerman. Rencananya akan dilaksanakan berkelanjutan, dua hari setiap pekan selama bulan September dan Oktober.

Adalah hotel bintang empat di kawasan Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya, Swissbell hotel Danum, yang menggagasnya. Pihak hotel mematok tarif masuk Rp200 ribu per orang. Dengan tarif itu, para tamu bebas meminta refill dengan tanpa batasan.

Rizki AA Siregar, Manajer F&B Swissbell Hotel danum dalam gelar pernyataan persnya menyebutkan, even Danum Octoberfest 2023 itu buah kerjasama dengan sebuah perusahaan bir ternama. Pengunjung atau tamu, juga dimanjakan dengan hidangan pelengkap untuk menemani minum bir.

Menanggapi rencana tersebut, MUI Kalteng pun menolak keras. Melalui Sekretaris Sekretaris Umum MUI Kalteng, Bulkani, menilai even itu bertolakbelakang dengan akidah dan budaya masyarakat Kalteng.

Kata Bulkani, Jumat (1/9/2023), seharusnya penyelenggara pada even apapun itu termasuk hotel dan semua elemen masyarakat, harus mempertimbangkan budaya lokal Indonesia dan menyerap yang baik untuk dilestarikan, bukan sebaliknya malah berupaya memopulerkan budaya asing.

Apalagi sejauh ini pemerintah bersama sejumlah lembaga organisasi maupun kebudayaan sedang gencar-gencarnya melestarikan kebudayaan lokal.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan pengurus MUI Kota Palangka Raya untuk menentukan sikap selanjutnya. “MUI Kalteng jelas keberatan dengan kegiatan semacam ini. Secara konkret kita menolak. Namun apakah nanti akan memanggil pihak penyelenggara atau lainnya, kita akan kami diskusikan,” kata dia.

Ia menambahkan, seharusnya pihak penyelenggara mengkaji kembali manfaat acara seperti tersebut. Dia bahkan menilai jika acara tersebut lebih banyak mudharatnya. Apalagi dari sisi agama, meminum minuman beralkohol atau beer merupakan perbuatan yang dilarang. (red)