DPR RI Minta BKKBN Sosialisasi KB ke Kaum Pria

0
ilustrasi KB (net)

Danum.id, Buntok – Anggota Komisi IX DPR RI Hang Ali Saputra Syah Pahan meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) agar mengintensifkan sosialisasi alat kontrasepsi kaum pria.

Sebab, sampai saat ini masih sedikit laki-laki yang mengetahui tentang apa saja yang dapat digunakannya untuk keluarga berencana (KB).

“Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat hanya mengetahui alat kontrasepsi digunakan oleh kaum perempuan. Sehingga hanya sebagian kecil kaum pria yang juga menjadi akseptor KB,” kata Hang Ali, Selasa (20/11/2018).

Menurut Hang Ali, penggalakkan KB pria itu dilakukan tidak hanya sekadar untuk mendukung program keluarga berencana. Tetapi juga sebagai salah satu wujud kepedulian dan kerja sama antara pasangan suami istri.

“Harus diketahui juga, bahwa tidak semua perempuan yang cocok dengan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal, seperti pil, suntik atau implan. Sebab jika dipaksakan akan memberikan efek samping kurang baik bagi perempuan atau bahkan memiliki tingkat kegagalan yang tinggi. Disinilah perlunya kesadaran pasangan pria untuk turut menjadi akseptor KB,” jelas Hang Ali.

Hal itu, juga merupakan salah satu wujud implementasi program KB, jadi harus dipahami juga bahwa KB bukan hanya sebatas kontrasepsi. TetapiĀ  adalah perencanaan dalam sebuah keluarga, bagaimana mewujudkan keluarga kecil, sehat dan sejahtera.

Penggalakkan sosialisasi KB pria itu juga diakui Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalteng Satyawati Kusumawijaya yang diwakili Kabid Adpin Perwakilan BKKBN Kalteng, Dison.

Menurut Dison, BKKBN melalui para penyuluh KB terus melakukan upaya dan sosialisasi meningkatkan pemahaman bahwa menggunakan alat kontrasepsi itu bukan hanya tanggung jawab kaum perempuan. Tetapi juga para pria wajib berperan serta aktif.

Dison mengatakan, dalam paradigma baru yang diusung BKKBN tidak lagi hanya berkutat dilingkup penggunaan alat kontrasepsi. Melainkan mencakup hal yang lebih luas, yakni pengendalian penduduk dan perencanakan kehidupan keluarga yang lebih baik.

“Program KB maksnanya sangat luas, kontrasepsi hanya salah satu cara atau program yang dilakukan. Misalnya seperti pencanangan kampung KB yang tujuannya justru untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah,” jelasnya. (ant/rmt)