Dewan Minta Petani Ladang Harus Dapat Perhatian

0
Bencana asap kerap terjadi di lahan Kalteng. Dulu, peladang berpindah sering melakukan pembakaran untuk penyiapan lahan

Danum.id, Palangka Raya – Pertanian menyumbang sebagai penyuplai terbesar ekonomi Kalimantan Tengah (Kalteng). Profesi petani ladang menjadi salah satu sumber mata pencaharian yang mendominasi di Kalteng. Karena itu, DPRD Kalteng meminta petani mendapat perhatian.

Perhatian yang dimaksud, antara lain agar ada upaya serius dari pemerintah daerah, dalam melakukan pembinaan terhadap para petani tersebut khususnya petani ladang.

“Harus diakui hingga saat ini para petani ladang belum mendapat perhatian yang serius. Selain sawah, para petani ladang berpindah ini juga mendominasi, sayangnya hingga saat ini masih belum ada upaya serius pemerintah untuk pemberdayaan serta pembinaan,” ujar Anggota DPRD Kalteng, Jimin,  disela-sela rapat kerja belum lama ini.

Menurut legislator asal Fraksi Demokrat itu, pemerintah dalam programnya ke depan harus menempatkan para petani ladang itu bisa diprioritaskan, dengan tujuan peningkatan kesejahteraan.

“Memang untuk program percetakan sawah sudah semakin maju. Pengembangannya yang wajib didukung, dengan pelaksanaan teknologi yang tepat,” imbuh Sekretaris Komisi D tersebut.

Dengan konsep itu maka para petani sangat terbantu melalui sarana tersebut. Disis lain ada persoalan lain yang perlu mendapat pemikiran, seperti menghadapi para petani ladang berpindah.

Menurut dia tipikal petani seperti ini adalah agar mereka ini diberikan sentuhan teknologi serta dukungan, yang sekiranya mampu memaksimalkan kinerja di lapangan tanpa harus membakar lahan misalnya.

“Selama ini petani ladang berpindah hanya mengandalkan pengalaman tradisional saja. Bahkan itu pun hanya mendapat dukungan hanya teknologi yang sangat sederhana. Yang memprihatinkan adalah munculnya kebijakan larangan membakar lahan,” tandas Wakil rakyat dari Dapil III yang meliputi Kobar, Lamandau, dan Sukamara ini.

Jika tnpapembekalan dan pemberdayaan memadai, ujar Jimin, malah semakin memperkecil peluang usaha para petani. Jika sudah demikian, maka  tentunya malah bisa saja berpotensi ke arah kerawanan pangan.

Terkait menghilangkan kebiasaan ladang berpindah, diperlukan upaya-upaya khusus yang positif. Misalnya pemberian bantuan alat mesin olah tanah, yang sesuai dengan jenis lahan mereka.

Jimin menuturkan kondisi itu sangat penting untuk diperhatikan agar dimasa mendatang, tidak ada petani yang perlu berpindah ladang lagi. Bahkan tanpa membakar lahan, tetapi ada harapan hasil produksi yang lebih baik lagi. (Mrz/red)