Danum.id, Katingan – Camat Marikit, Ransel meminta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di wilayahnya, agar turut aktif memberi imbauan kepada masyarakat sebagai upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Hal ini disampaikan saat memberi sambutan pada acara penutupan kegiatan Pelatihan/Pembekalan Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Gelombang Kedua yang dilaksanakan selama tiga hari, 20 – 22 Juli 2019.
“Sehubungan datangnya musim kemarau, kami pihak kecamatan mengajak kepada seluruh BPD yang berhadir disini agar turut aktif mengimbau masyarakat dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan”, ungkap Ransel, Senin (22/07/2019).
Menurutnya, kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi akibat kegiatan pembukaan lahan pertanian atau perkebunan di wilayah Katingan memberi dampak buruk bagi masyarakat, terutama kesehatan warga.
Ia menambahkan, larangan kegiatan pembakaran sudah diatur secara tegas oleh pemerintah berikut sanksi yang diancamkan. Dengan demikian, aparat penegak hukum tentu akan bertindak lebih tegas terhadap segala pelanggaran pembakaran hutan dan lahan yang dilakukan masyarakat.
“Peraturan soal pembakaran hutan dan lahan sudah ada, jadi aparat pasti akan menindak para pelaku. Kami berharap jangan sampai warga kita di Marikit ini tersangkut persoalan hukum” tuturnya.
Sementara terkait dengan penyelenggaraan kegiatan pelatihan, camat Marikit menyampaikan apresiasinya kepada Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kecamatan Marikit yang telah menginisiasi penyelenggaraan kegiatan pelatihan atau pembekalan bagi anggota BPD se-Kecamatan Marikit ini.
“Saya sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada BKAD yang sudah menginisiasi penyelenggaraan pelatihan/pembekalan bagi BPD ini. Tentu kita semua berharap melalui pembekalan ini, BPD nantinya dapat melaksanakan tupoksinya dengan baik sebagai mitra pemerintah desa,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pelaksanaan pelatihan atau pembekalan anggota BPD se-Kecamatan Marikit berlangsung Aula Pos Yandu desa Tumbang Hiran dilaksanakan dalam dua gelombang.
Pada gelombang kedua ini, peserta yang hadir berasal dari desa Tumbang Dakei, Tumbang Tae, Tumbang Malawan, Sebaung, Tumbang Tundu, Tumbang Bemban, Batu Panahan, Tumbang Tabulus, Rangan Tangko dan Tumbang Mandurei. (Arb/red)