Syuriyah NU : Tidak Sekedar Berjalan, Harus Berlari

0

Danum.id, Palangka Raya – Rois Syuriyah PWNU Kalimantan Tengah (Kalteng), KH Anwar Isa, Lc berharap semua organisasi di bawah payung NU sudah tidak lagi sekedar berjalan, tetapi harus lebih meningkat lagi kiprah dan kinerjanya.

Sehingga bisa dirasakan manfaatnya bagi internal organisasi maupun masyarakat luas pada umummya. Tidak melulu soal keagamaan tetapi juga bidang sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, dan lainnya seperti tujuan awal didirikannya jam’iyah NU ini pada 1926.

“Saya melihat, ada sebagian badan otonom yang sudah jalan bahkan berlari. Tetapi ada juga separo lagi yang masih sekedar berjalan begitu saja, tidak terlalu aktif. Nah ini kita dorong agar aktif dan berlari,” imbau Abi, sapaan khas Kyai Anwar ini, saat berlangsung Rapat Pleno di gedung PWNU jalan G Obos Palangka Raya, Selasa (29/10/2019).

Pertemuan ini dihadiri para pengurus di jajaran PWNU Kalteng, Badan Otonom (Banom), dan Lembaga di bawah NU, antara lain ISNU, Lakpesdam, Pergunu, Muslimat, Ansor, Fatayat, IPNU, PMII. Hadir juga PCNU Kota Palangka Raya. Sejumlah agenda dibahas dalam pertemuan pleno tersebut.

Antara lain laporan pengurus harian, pengukuhan PCNU Kota Palangka Raya Antar Waktu, laporan Banom dan lembaga, evaluasi pengurus serta Pembentukan musyawarah Kerja Wilayah PWNU Kalteng, hingga progress Klinik NU dan Institut Teknologi dan Sains NU.

Selain itu ia juga mengingatkan, banyak organisasi keagamaan di Indonesia, termasuk yang masuk dari luar negara ini, sudah banyak berkegiatan hingga mengorganisir massa dengan faham atau aliran, yang jauh dari amaliyah maupun fikrah Ahlus Sunnah wal Jamaah.

“Mulai dari faham takfiri, mudah menyalahkan dan mengkafirkan yang tidak sepaham, lalu ekstrim dalam perkataan dan perbuatan. Kita harus tegas terhadap uang begini-begini. Ingat konsensus kita, PBNU yaitu Pancasila Bhinneka Tinggal Ika, NKRI, UUD 1945,” ucapnya mewanti.

Ia berharap, momentum Peringatan Hari Santri 22 Oktober menjadi penyemangat seluruh warga nahdliyyin untuk bergerak lebih rukun, solid, dan kompak untuk mengaktualisasikan gerakan NU. Resolusi jihad yang difatwakan Hadrotussyaikh Hasyim Asy’arie harus diterjemahkan dalam aksi-aksi nyata menegakkan agama.

“Ulama saat ini tidak hanya memiliki tugas mendidik para santri, tapi harus menjaga agama dan negara. Tugas kita Himayatuddin wa Himayatuddaulah,” tandasnya.

Ulama harus menjaga agama agar umat Islam tidak terjebak pada sikap-sikap yang tidak lurus, seperti sikap yang tidak toleran.

“Apa saja jadi masalah. Jangankan kepada non-muslim, sesama muslim aja dianggap kafir. Emang surga yang sangat luas itu kapling punya dia saja,” pungkas Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalteng ini. (Mrz/red)