Danum.id, Palangka Raya – Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah (Kalteng) triwulan II 2019 tumbuh mencapai 7,67 persen. Dilihat dari lapangan usaha, maka pertambangan menjadi pertumbuhan tertinggi di triwulan ini dibanding triwulan II tahun lalu.
Posisi berikutnya, adalah lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang mencapai 12,35 persen, kemudian lapangan usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 9,63 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Yomin Tofri menjelaskan, pertumbuhan ekonomi ini diukur berdasarkan Produk Dometik Regional Bruto (PDRB).
“Ekonomi Kalteng triwulan II-2019 terhadap triwulan II-2018 (y-on-y) tumbuh 7,67 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh 16,11 persen,” terang Yomin, Senin (5/8/2019) di kantornya.
“Itu yang pertumbuhan dari sisi produksi. Ada pula pertumbuhan dilihat darisisi pengeluaran. Nah, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh semua komponen. Tetapi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Ekspor sebesar 12,28 persen,” sambungnya.

Berikutnya untuk sisi pengeluaran ini, tertinggi kedua adalah komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 6,73 persen, diikuti dengan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,92 persen.
Sementara jika dilihat pertumbuhan ekonomi secara kumulatif sampai triwulan II, atau pertumbuhan Semester I 2019, Kalteng tumbuh 6,85 persen. Dari sisi produksi, kembali lagi pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi dicapai oleh Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh sebesar 10,93 persen.
Sedangkan jika pertumbuhan ekonomi dilihat secara triwulan II-2019 terhadap triwulan I-2019, lanjut Yomin, ekonomi Kalteng triwulan II-2019 ini hanya tumbuh 0,38 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh sebesar 17,34 persen.
“Jadi pertumbuhan ekonomi bisa dilihat secara membadingkan terhadap kondisi capaian tahun lalu (y on y), terhadap triwulan lalu (q to q), dan cecara kumulatif sampai triwulan berjalan (c to c),” jelas Yomin. (Mrz/red)