Marak Karlahut, Peneliti Kampanyekan Bahaya Kebakaran dengan Pelatihan Guru

0
Kurniawan Eko (kiri) dan Ariyo Faridh saat pelatihan ToT mendongeng di Rumah Bambu Pulang Pisau

Danum.id, Pulang Pisau – Di tengah maraknya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Tengah (Kalteng), sejumlah pihak berupaya mengkampanyekan bahaya kebakaran baik kepada orang dewasa maupun pelajar dan anak-anak melalui sejumlah pelatihan.

Multipihak yang terlibat antara lain dari UNESCO, lembaga yang membidangi pendidikan, pengetahuan dan budaya di PBB, Malaysia, dan sejumlah peneliti lingkungan dari CIMTROP dan Universitas Palangka Raya (UPR).

Selama dua hari, Kamis-Jumat (7/9/2018) berkegiatan di Rumah Bambu, Pusat Sarana Komunikasi Iklim (PSKI) di Desa Buntoi, Pulang Pisau, melibatkan guru, pengawas, Masyarakat Peduli Api (MPA), dan warga desa.

“Ini untuk menggerakkan kesadaran betapa dampak kebakaran hutan dan lahan itu merusak banyak hal, berdampak ke lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan aspek lain sehingga perlu dicegah,” terang Kurniawan Eko, perwakilan atau konsultan Karhutla Project Haze UNESCO, Jumat (7/9/2018).

Seperti diketahui, api terus berkobar membakar ratusan hektare hutan dan lahan di Desa Tanjung Taruna, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng.

“Menjaga lingkungan itu penting, dan aktivitas membakar hutan dan lahan adalah sangat disayangkan karena merugikan diri dan orang lain. Peserta diharapkan dapat mengerti dan menjelaskan bahaya karhutla,” timpal Nina Yulianti, peneliti UPR.

Hari pertama, diisi dengan pelatihan untuk pelatih (ToT) teknik bercerita (storry telling) bagi guru dan pengawas serta kepala sekolah, bertujuan menjadikan guru-guru sebagai sumber ilmu dan keteladanan dalam mencegah Karhutla. Puluhan anak SMP juga dihadirkan dalam kegiatan ini.

Di hari kedua, dilakukan diskusi terpumpun (FGD) dengan Kepala Desa Tumbang Nusa beserta warga dan tokoh desa untuk mendiskusikan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB), baik kesulitan aplikasi maupun solusinya. (red)