Danum.id, Jakarta – Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) mengapresiasi visi Pendidikan dan Kebudayaan RI yang mencakup lima visi, namun menilai masih perlu dipertajam pada aspek wawasan kewilayahan, budaya, dan kearifan lokal.
Karena itu, sosok Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Nadiem Makarim, menurut PERGUNU, perlu didampingi Wakil Mendikbud yang ditugaskan untuk memertajam visi tersebut.
“Kami apresiasi visi Nadiem sebagai leader pendidikan di Indonesia, yang orientasinya lebih banyak menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0. Namun masih perlu dipertajam pada aspek wawasan kewilayahan, budaya, dan kearifan lokal, yang bisa diisi oleh Wamendikbud,” ungkap Ketua PP PERGUNU, Aris Adi Leksono, Rabu (06/11/2019).
Pernyataan ini disampaikan Aris disela Focus Group Discussion (FGD) tentang Problematika Pendidikan yang diadakan oleh PC PERGUNU Jakarta Pusat, di SDN 01 Benhil, Jakarta, Rabu.
Ia mengapresiasi visi Menteri Nadiem yang telah mengungkap 5 Visi Bidang Pendidikan. Yaitu tentang pendidikan karakter, pemberdayaan tekhnologi, peningkatan inivasi dan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan deregulasi dan debirokratisasi.
“Namun perlu dipahami dunia pendidikan kita juga harus memperhatikan kondisi dan potensi kewilayahan Indonesia, melihat Indonesia tidak cukup dengan barometer masyarakat kota, kondisi kemapanan, fasilitas ke-negeri-an, tapi juga melihat daerah-daerah terluar, terpencil, tertinggal, dan lainnya,” tandasnya.
Kata Aris, yang namanya pendidikan juga tidak lepas dari pengembangan budaya dan kearifan lokal Indonesia yang beragam, yang sesungguhnya, jika dikelola dengan baik akan menjadi potensi yang luar biasa.
Lebih lanjut, Aris yang juga merupakan Kepala Pusat Kajian Teknologi dan Lingkungan Intitute K.H. Abdul Chalim, Mojokerto mengusulkan agar Presiden Joko Widodo menunjuk Wakil Menteri untuk membantu Nadiem Makarim dalam kerja-kerja memahami kondisi kewilayan, budaya dan kearifan lokal.
Menurutnya, kemajuan global harus direspon dengan cepat, tetapi jati diri bangsa harus menjadi dasar setiap kreatifias dan inovasi, jangan sampai budaya dan kearifan global justru tergerus karena tren globalisasi.
“Dalam kontek usulan siapa dan kreterianya seperti apa, PERGUNU yakin Presiden sangat berpengalaman memilihnya. Jika ingin mendapatkan masukan dari masyarakat, perlu komunikasi dengan organisasi masyarakat yang sudah memiliki basis akar rumput, budaya, dan kearfian lokal yang kuat, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah,” tutupnya. (Mrz)