Maknai Harlah PPP, Rommy Motivasi Bangun Keluarga dan Bangun Bangsa

0
Romahurmuzy, Ketua Umum DPP PPP

Dalam kesempatan ini, Rommy juga mengingatkan agar waspadai delapan persoalan yang menyasar Indonesia

Danum.id, Palangka Raya – Tegak rumah karena sendi, tanpa sendi rumah binasa. Tegak bangsa karena budi, tanpa budi bangsa binasa. Peribahasa ini layak diingatkan kembali di era membangun ‘negara-bangsa’ di wilayah Indonesia saat ini.

Demikian diungkapkan Ketua Umum Partai Pesatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy  saat mengawali penyampaian Pidato Politik Resepsi Hari Lahir Ke-46 PPP di Jakarta (28/2/2019) dengan tema ‘Membangun Keluarga dan Membangun Bangsa’.

Romahurmuziy atau yang kerap disapa Rommy, ingin mengajak dan memotivasi manusia Indonesia membangun Bang sa dimulai sejak dari keluarga. Menyitir Alqur’an surat An-Nisa ayat  (9), Rommy mengingatkan bahwa perintah Allah Swt untuk menyiapkan generasi berkualitas sudah diajarkan Islam dan secara tekstual sudah disiratkan dalam kitab suci.

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang -orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan )-nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar,” sebut Rommy menerjemahkan teks Quran tersebut.

Menurutnya, membina keluarga yang sakinah adalah kunci. Dengan membangun keluarga yang baik dan berhasil, maka bisa diharapkan menuntun pada keberhasilan membangun bangsa yang beradab. Namun yang perlu diperhatikan adalah ‘godaan’ lingkungan yang massif akibat efek dari globalisasi. Benih yang baik, akan tetap menjadi baik jika ditopang dengan kondisi lingkungan yang baik.

“Unsur Fenotip = Genotip + Lingkungan • Keluarga adalah unit terkecil sebuah organisasi besar yang bernama Bangsa. Bangsa yang bisa memastikan bahwa yang ada di dalamnya adalah keluarga yang baik, keadilan dan kemakmuran akan mudah menjadi kenyataan,” tuturnya.

Delapan Tantangan

Dalam kesempatan tersebut, Rommy membeberkan tantangan yang harus dihadapi warga bangsa Indonesia ini yang terdiri delapan persoalan. Yaitu persoalan Kemiskinan, Pengangguran, Pornografi, Narkoba, Sekularisme, Liberalisme, Intoleransi dan Radikalisme, serta Hoax dan Ujaran Kebencian.

Terkait kemiskinan, Romy menyebut pentingnya menanggulangi jenis kemiskinan struktural yang diakibatkan by system. Ini yang harus diubah, sebab kemiskinan struktural ini jika tidak diurai dari hulu, diberikan suntikan bantuan apapun tetap saja miskin.

Namun, dalam perjalanan pemerintahan Indonesia, ia bersyukur saat ini dibawah komando Presiden Joko Widodo, potret kemiskinan menurun bahkan dibawah dua digit.

“Angka kemiskinan kita terus menurun, bahkan pertama kali angka kemiskinan kurang dari 10persen pada tahun 2018 ini,” kata dia.

Persoalan kedua yaitu Pengangguran, Rommy menyebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia justru paling tinggi ada di Perkotaan. Data menyebut, per Februari 2018 angka pengangguran di Perdesaan 3,72 persen sedangkan Perkotaan mencapai 6,34 persen.

Terkait Pornografi, Rommy melansir data Kementerian Kominfo dimana lembaga negara ini telah memblokir 80 persen konten pornografi, dari total 898.108 konten yang ada di Indonesia. Artinya, konten porno sangat masif menyerang generasi Indonesia.

“Keminfo melansir ada 78.698 konten  perjudian, 5.889 konten penipuan, dan sebanyak 898.108 konten pornografi. Dari total itu, 80 persen yang diblokir adalah situs pornografi,” jelasnya.

Yang lebih mengerikan lagi adalah persoalan keempat yakni Narkoba. Menurut Rommy, Indonesia sudah darurat Narkoba.  Sebanyak 37-40 meninggal dunia setiap harinya akibat narkoba, dan 5,9 juta anak di Indonesia sudah jadi pecandu narkoba.

“Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan ada sekitar 2,2 persen dari 262 juta jiwa penduduk Indonesia terkontaminasi narkoba,” sebut dia. (red)