Kotim Butuhkan 23.000 Sapi Supaya Capai Swasembada Daging

0

Danum.id, Sampit – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah (Kalteng), membutuhkan 23.000 sapi supaya capai swasembada daging.

Pemkab Kotim harus bekerja keras jika ingin mencapai swasembada daging, karena populasi sapi saat ini masih sangat sedikit.

“Kalau mau swasembada daging, harus punya sapi dengan populasinya sekitar 30.000 ekor, sedangkan sekarang baru ada 7.000 ekor. Bayangkan berapa itu kurangnya,” kata Kepala Dinas Pertanian Kotim I Made Dikantara, Minggu (26/1/2020).

Selama ini untuk memenuhi permintaan pasar, pedagang mendatangkan sapi dari luar daerah seperti Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi dan Kalsel. Imbasnya, harga daging sapi cukup tinggi berkisar Rp110.000 hingga Rp130.000 per kilogram.

Pencapaian swasembada daging memang bukan hal mustahil, namun membutuhkan waktu. Jika ingin mewujudkannya dalam waktu singkat maka harus ada terobosan yang dilaksanakan secara konsisten.

Menurut Made, jika mengandalkan dana APBD untuk menambah populasi sapi maka akan terasa sangat berat. Namun ada cara yang bisa ditempuh yaitu optimalisasi program integrasi sapi-sawit yang sudah dicanangkan pemerintah sejak beberapa tahun lalu.

Made menyebutkan, saat ini ada 60 perusahaan besar swasta di Kotim, bahkan 54 perusahaan diantaranya sudah beroperasi. Ini menjadi potensi besar untuk menambah populasi sapi di kabupaten ini melalui program integrasi sapi-sawit.

Saat ini baru sedikit perusahaan perkebunan kelapa sawit yang melaksanakan program integrasi sapi-sawit, padahal berdasarkan Peraturan Gubernur Kalteng disebutkan bahwa perusahaan diarahkan memelihara sapi dengan rasio dua ekor sapi untuk setiap hektare kebun sawit.

Program integrasi sapi-sawit menunjukkan hasil menggembirakan. Bahkan Made menilai, hasil sapi akan lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan dari hasil sawit.

Secara teknis, pelaksanaan integrasi sapi-sawit dinilai berhasil. Enam kelompok peternak dalam program ini yang melaksanakan di Kecamatan Parenggean, belum lama ini bahkan diundang ke Istana Negara menerima penghargaan terbaik kedua atas keberhasilan mengembangkan program tersebut. (Ant/Fhr/red)