Karhutla Hanguskan 18 Unit Rumah Warga Transmigrasi di Kapuas

0
Kebakaran di kawasan Dadahup, saat dilakukan pemadaman menggunakan water Bombing dari udara. Foto diambil pekan lalu

Danum.id, Palangka Raya –  Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan Tengah (Kalteng) telah menghanguskan setidaknya 18 rumah warga di pemukiman transmigrasi Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Peristiwa terbakarnya lahan yang merembet ke rumah warga trans itu sebetulnya telah terjadi pada Sabtu (15/9/2018) lalu. Kejadian berlangsung di Kecamatan Dadahup, tepatnya di Desa Kahuripan Permai B4.

Peristiwa karhutla itu pun  berlangsung dalam durasi cukup lama, sejak pukul 8 pagi hingga 7 malam. Karlahut sampai merenggut rumah warga tersebut, dilaporkan akibat sulitnya sumber air untuk pemadaman, dan banyaknya titik api di lokasi.

Adalah Satuan tugas (Satgas) darat pemadaman Karhutla Kalteng yang melaporkan kejadian tersebut kepada posko Karlahut pada keeseokan harinya, Minggu, usai berjibaku melakukan pemadaman sampai malam.

Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Karhutla Kalteng, Mayor Khusnun membenarkan adanya kebakaran yang merembet ke pemukiman warga transmigrasi tersebut. Namun menurutnya, tidak semua rumah hangus.

“Betul, tetapi dari 18 rumah tersebut ada 14 rumah tak berpenghuni, dan empat rumah berpenghuni yang terbakar. Namun pada saat kejadian, yang bersangkutan tidak sedang berada di rumah,” terang Khusnun, Senin (17/9/2018).

“Hari ini juga dapat informasi ada rumah yang terbakar, tetapi masih belum pasti berapa jumlahnya Karena Danramil dan jajaran masih terlibat pemadaman,” sambungnya.

Ia berharap, semua pihak terutama warga sekitar lahan yang rawan terbakar untuk ikut menjaga dari bencana kebakaran dan bersiaga dalam upaya pemadaman. Setidaknya, tidak ikut membakar hutan dan atau lahan.

Sementara Komandan Korem (Danrem) 102/Pjg, Kolonel Inf Harnoto mengatakan, penanganan bencana Karhutla saat ini terus dilakukan dan diupayakan semaksimal mungkin, bahkan hingga malam.

“Penanganan tetap dilaksanakan semaksimal mungkin ,bahkan penanganan beberapa hari ini cukup menyita tenaga dan waktu karena penanganan berlangsung sampai dengan malam hari, termasuk kemarin (16/9/2018), pemadaman di Palangka Raya berlangsung sampai jam 2 dini hari (17/9/18),” beber Danrem. (red)