Intelektual Muda Kalteng Masuk Deretan Calon Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Jepang

0

Danum.id, Palangka Raya – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi  (Kemendikbudristek)  mengumumkan 21 calon atase pendidikan dan kebudayaan untuk enam Kedutaan Besar RI (KBRI) yang berada di Jerman, Mesir, Thailand, Papua Nugini, Korea Selatan dan Jepang.

Kabar mengejutkan sekaligus menggembirakan, ada nama cendekia asal Kalimantan Tengah (Kalteng) masuk dalam daftar yang diumumkan melalui Surat Keputusan Sekretaris Jenderal tanggal 23 Juni 2023 lalu.

Nina Yulianti, salah satu dosen Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya (UPR) dinyatakan lolos seleksi berkas pada pengumuman Kemendikbudristek itu.

“Saya juga hampir tidak menyangka bahwa bisa lolos pada seleksi berkas tersebut mengingat proses yang sangat ketat oleh Panitia Seleksi,” kata Nina kepada Danum.id, Senin (22/7/2023)

Dia merupakan  salah calon atase Dikbud untuk kantor perwakilan (KBRI) Jepang di Tokyo. Calon atase yang paling muda ini telah mendapat restu dari Rektor UPR untuk mengikuti seleksi lanjutan atase yang berlansung selama bulan Juli 2023.

“UPR memang sedang berusaha meningkatkan Indeks Kinerja Universitas (IKU) dari tahun ke tahun. Apabila ada dosen yang  berkegiatan di luar kampus sebagai praktisi atau ditugaskan pada instansi lainnya akan bisa meningkatkan IKU 3,” sebut Nina.

Dijelaskan Nina, pada minggu ini UPR baru saja mendapat penghargaan IKU 3 dari Kemendikbudristek karena pimpinan universitas sangat mendukung dosen untuk beraktifitas dan berkarya di luar kampus.

Antara lain intelektual muda Kalteng juga telah dipercaya sebagai Duta Kampus Merdeka, Ketua SDGs dan Sekretaris Kantor Urusan Internasional Universitas Palangka Raya serta juga pernah menjadi pengelola sekaligus pendiri Program Studi Doktoral (S3) Ilmu Lingkungan UPR.

Berbagai organisasi kemasyarakatan juga pernah diikutinya diantaranya sebagai Dewan Pakar Lembaga Perempuan Dayak Nasional, Pengurus Departemen Kepemudaan Masyarakat Adat Dayak Nasional.

Paska lolos seleksi berkas, Nina dan calon atase lainnya wajib mengikuti beberapa tahapan seleksi diantaranya tes bahasa inggris, tes psikologi, wawancara motivasi, leaderless grup discussion dan presentasi program kerja dalam Bahasa Inggris, bahkan bisa juga dalam bahasa negara tujuan calon atase.

Dia menjelaskan, tema program kerja yang disampaikan yaitu tentang “Penguatan Diplomasi Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk Mendukung Era Revolusi Industri 5.0.”

Nina Yulianti saat berfoto dengan Stafsus Kemendikbudristek RI beberapa waktu lalu.
Nina Yulianti saat berfoto dengan Stafsus Kemendikbudristek RI beberapa waktu lalu.

Sebagai bagian dari generasi milenial (generasi Y), lulusan Universitas Hokkaido ini sangat konsen pada sektor pendidikan dan kebudayaan daerah Indonesia Tengah dan Timur, dimana kualitas dan Kemitraan Internasional untuk sektor pendidikan masih sangat perlu ditingkatkan.

“Terutama dalam menghadapi gempuran era Artificial Inteligent (AI), otomatisasi dan robotik yang semakin maju,” tandas Nina mengingatkan.

“Apalagi Kalimantan telah menjadi Ibu Kota Negara (IKN) yang baru, sehingga kesetaraan pendidikan untuk generasi mendatang di Kalimantan dan provinsi lainnya di bagian timur Indonesia adalah kunci dari keberhasilan pembangunan mass depan,” sambungnya.

Ia pun berharap usulan program kerja yang akan disampaikannya pada seleksi tahap akhir bisa  mendorong  pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2030 dan Visi Indonesia Emas 2045. (red)