Danum.id, Palangka Raya – Area persawahan lambat laun kian menyempit akibat perluasan peruntukan bidang lain, karena itu kalangan DPRD Kalteng pun mendukung supaya pemerintah terus memperluas areal persawahan di provinsi ini.
Pasalnya, pengembangan pertanian di wilayah ini masih cukup potensial, terlebih potensi lahan yang dimiliki Kalteng untuk pengembangan areal pertanian masih sangat luas.
“Dalam rangka target untuk meningkatkan hasil pertanian, khususnya pertanian padi, maka DPRD Kalteng sangat mendukung upaya pemerintah untuk terus memperluas areal persawahan,” ungkap Anggota DPRD Kalteng, Abdul Hadi di gedung dewan, Jumat (2/2/2019).
Legislator asal Fraksi Kebangkitan Bangsa Persatuan Pembangunan (FKBPP) itu mendorong gerakan atau program cetak sawah kian dimassifkan lagi di sejumlah kabupaten.
Karena selain di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, ternyata ada daerah lain yaitu Kabupaten Barito Selatan (Barsel) yang juga mempunyai potensi pengembangan persawahan.
“Beberapa waktu lalu, Kepada DPRD Kalteng mereka dari Pemerintah Kabupaten Barsel mengusulkan adanya penambahan areal persawahan. Usulan itu, juga bertujuan untuk mendukung swasembada pangan di Provinsi ini,” ucapnya.
Mereka itu (Pemkab Barsel), kata Hadi, meminta agar cetak sawah yang sebagian terkena kawasan hutan agar ada penambahan areal menjadi 2000 hektare lagi. Pihaknya dari DPRD pun terus mendukung adanya usulan tersebut.
Dalam rangka mengembangkan pertanian padi sawah di Barsel, Hadi mengatakan, masyarakat setempat bisa saja meminta bantuan kepada Pemprov Kalteng supaya dapat menyediakan bantuan traktor dengan roda penggali tanah yang berukuruan 5-10 sentimeter.
“Bantuan traktor dengan roda penggali tanah 5-10 sentimeter tersebut untuk mengolah lapisan tanah yang subur dengan galian dangkal saja dipermukaan. Karena apabila lebih dari 10 sentimeter maka tanah menjadi asam dan tidak berkembang baik bagi tanaman padi,” beber politisi asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini.
Ia menambahkan, sektor pertanian di wilayah Barsel sangat berbeda dengan daerah lain pada umumnya. Hal itu disebabkan kondisi alam dan cuaca dan sangat tergantung dengan alam.
“Karena saat musim penghujan akan terjadi banjir, sehingga petani dapat menanam menunggu air surut, hal ini yang menyebabkan terkadang dua kali menanam tetapi hanya satu kali panen,” pungkasnya. (Mrz/red)