Danum.id, Katingan – Desa Karuing, Kabupaten Katingan memiliki potensi besar menjadi salah satu desa wisata di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Kenapa demikian? Dengan keunikan dan potensi yang ada, cocok dikembangkan untuk pariwisatanya.

Desa Karuing berada di bantaran sungai Katingan dengan luas sekitar 1,5 km2. Untuk menuju kesana, hanya bisa dengan menelusuri sungai.

Desa berpenduduk kurang lebih 600 jiwa ini memiliki pesona alam yang masih alami baik flora dan faunanya, serta air berwana hitam kemerah-merahan menjadikannya sangat unik.

Untuk membuat lebih dikenal, warga kemudian membuat nama ‘Wisata Punggu Alas’ dan rupanya ini berhasil. Meskipun justru wisatawan luar yang lebih tertarik ‘meng-eksplore Punggu Alas ini.

“Selain desa ini memang unik dan alami, karena akses utamanya adalah sungai menjadikan masyarakat di sini tidak bisa berbuat banyak selain melestarikan hutan dan budaya setempat,” tutur Raya, Salah satu masyarakat desa Karuing, Minggu (14/10/2018).

“Dengan keunikan serta kemauan masyarakat, akhirnya kami gotong royong untuk menjadikan desa Karuing sebagai desa wisata, dengan membentuk Wisata Punggu Alas Desa Karuing di sini,” lanjutnya.

Beberapa turis mancanegara ini terpesona dengan Wisata Desa Karuing meski di pelosok Katingan

Raya menjelaskan, keberadaan hutan yang masih alami dengan diperkaya binatang langka seperti Orangutan dan Burung Tingang membuat Wisata Punggu Alas Desa Karuing sudah beberapa kali di datangi wisatawan mancanegara.

Ada satu hal lagi yang perlu diketahui, selain beberapa keunikan tersebut, masyarakat desa Karuing juga terus melestarikan budaya. Salah satunya dengan rutin menggelar latihan silat Kuntau Bangkuy.

Untuk benar-benar mewujudkan Karuing menjadi desa wisata, Raya, alumni jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) IAIN Palangka Raya ini mengharapkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Katingan dan Pemerintah Provinsi Kalteng.

“Jika terwujud, tentunya ini akan mengubah ekonomi masyarakat, untuk itu kami ingin mendapat bantuan khusus program pengembangan wisata dari eksekutif di kabupaten maupun provisni, dan dukungan dari legislatif,” harapnya. (kor1/red)