Sumber Daya Pesantren Harus Tanggap Perkembangan Zaman

0
Ketua Lakpesdam NU Kalteng saat beri materi di Sarasehan Hari Santri 2019 di Ponpes Darul Amin Palangka Raya, Sabtu

Danum.id, Palangka Raya – Merespons perkembangan zaman yang sedemikian pesat dan cepatnya, kalangan pesantren harus adaptif terutama dalam disrupsi informasi era digital.

Salah satu kelebihan pesantren ialah dikenal mendidik sumber daya manusia tidak saja dengan ilmu tetapi dengan penekanan lebih pada kepribadian atau akhlak disamping ilmu. sehingga memiliki modal kemampuan society 5.0.

Tetapi hal itu tidak cukup, pengetahuan agama dan adab beragama, harus dilengkapi pengetahuan lain di tengah masuknya aliran-aliran transnasional Islam. Juga di era sekarang, mereka harus digenjot lagi seiring modernitas yaitu era revolusi industri 4.0.

Untuk menyemangati kader pesantren menjadi generasi bangsa yang siap dan unggul, Lembaga Kajian dan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kalteng menggelar sarasehan di Pondok Pesantren Darul Amin Palangka Raya, Sabtu (26/10/2019).

Ketua PW Lakpesdam NU Kalteng, M. Roziqin, S.Si, M.A.P mengatakan kegiatan sarasehan hari santri dalam rangka penguatan SDM, harus digelorakan sejak remaja dalam hal ini pelajar, khususnya santri, agar turut membaca perkembangan zaman.

“Santri harus tanggap merespons perkembangan zaman. Kami mengajak santri untuk iqra’ (membaca) globalisasi dan digitalisasi. Santri tidak boleh ketinggalan, tidak boleh gagap sebaliknya harus tanggap. Santri harus melek teknologi, tidak boleh korban teknologi. Jadi konteksnya adalah merespon zaman,” ungkapnya usai memberi materi Santri Millenial; SDM Unggul 4.0.

Kegiatan dalam rangka momentum peringatan Hari Santri Nasional 2019 ini, PW Lakpesdam NU Kalteng menggandeng Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kalteng, serta Pondok Pesantren Darul Amin Palangka Raya.

”Santri Nusantara: Penjaga Kerukunan Antar Umat, Perekat NKRI, dan Pengemban Islam Wasathiyah’ menjadi tema utama kegiatan yang melibatkan siswa SMP/MTs dan SMA serta mahasiswa itu. Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Katib Syuriyah PWNU Kalteng, Dr. Abdul Mukti, sekaligus pengurus Yayasan Darul Amin.

Santriwati Ponpes Darul Amin berfoto bersama dengan peserta sarasehan dan narasumber

Santri Modern, Kreatif, dan Komunikatif, Jembatan Membangun Persatuan Kesatuan di Tanah Berkah Kalimantan Tengah menjadi topik yang dibahas tiga pemateri.

Salah satu pemateri lainnya, Favi Aditya Ikhsan, S.Fil.I, M.Med.Kom yang juga dosen KPI Fakultas UAD IAIN Palangka Raya, banyak berbicara tentang sejarah Santri mulai dari era penjajahan hingga perannya bersama Kyai untuk perjuangan menuju Kemerdekaan RI.

“Santri harus paham bagaimana menghormati jasa pahlawan, utamanya kepada Kyai pejuang kita yang sangat jelas dan penting perannya dalam kemerdekaan, dan penggelora jihad dulu adalah kalangan pesantren,” ungkapnya.

Kalau tidak peran kyai yang mendialogkan dan mendamaikan supaya tidak menjadi negara agama, sambungnya, anak bangsa bisa terpecah belah karena Indonesia ini multikultur, etnis dan agama.

“Maka dari itu, Pancasila sudah pas jadi perekat antar umat beragama dan antar bangsa, menjadi pemersatu di NKRI,” tambah Aditya.

Kalau tidak didamaikan para kyai dengan mendialogkan bentuk negara kesepakatan ini, lanjut dia, mungkin kita sulit bisa ibadah senyaman sekarang, mencari ilmu nyaman, dan beraktivitas lainnya dengan aman. Bisa dibandingkan dengan negara lainnya yang bergolak.

“Secara seremonial bisa kita bangga, tetapi perilaku juga harus cinta NKRI. Nikmat paling mendasar dari perjuangan kyai dan santri adalah kemerdekaan. Bagaimana resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 memertahankan kemerdekaan kita. Nilai perjuangan ini yang harus kita wariskan, dijaga dan dikawal,” tutupnya.

Penyerahan Cinderamata dari PW Lakpesdam NU kepada Letu Heri, Perwira Dandim 1016, dan Wakil Katib Syuriyah PWNU Kalteng, Dr. Abdul Mukti sekaligus pengurus Pontren Darul Amin

Sementara Dandim 1016/Palangka Raya Letnan Kolonel I Gede Putra Yasa, S.IP diwakili Lettu Inf Hari Utomo, mempresentasikan tentang sikap bela negara yang harus ditanamkan ke remaja atau pemuda masa kini.

“Tujuannya mengisi kemerdekaan, menguatkan kebhinekaan dan keragaman, menangkal informasi yang tidak benar (hoax) yang menyimpan potensi memecah persatuan kesatuan anak bangsa,” terangnya. (Mrz/red)