Danum.id, Palangka Raya – Kalteng Putra, klub sepakbola asal Palangka Raya, Kalimantan Tengah membantah telah terbantu dengan pengaturan skor sehingga melengang ke liga 1 Indonesia. Sebaliknya, pihaknya merasa seringkali selalu menjadi pihak yang dirugikan.
Hal ini menyikapi tudingan yang dialamatkan ke Kalteng Putra terkait cuitan Vigit Waluyo, terperiksa kasus pengaturan skor (match fixing), yang mengklaim telah membantu Kalteng Putra agar memenangkan sejumlah pertandingan.
Vigit Waluyo yang diduga dalang pengaturan skor di Indonesia, diperiksa Satgas Anti Mafia Bola di Mapolda Jawa Timur, Jalan Ahmad Yani Surabaya, pada Kamis (24/1/2019).
“Justru kami yang selalu dirugikan dalam beberapa pertandingan. Faktanya kami tidak pernah minta bantuan sama orang. Jauh berkebalikan dengan pernyataan tersebut,” tegas Direktur Teknik Kalteng Putra, Apung Widadi, Jumat (25/1/2019).
Ia pun mengajak untuk mereview pertandingan saat perebutan tempat ketiga melawan Persita. Menurutnya, itu perjuangan murni oleh laskar Kalteng Putra, tidak ada meminta-minta bantuan kepada pihak tertentu.
Apung justru mengatakan klubnya-lah yang sering dirugikan mafia sepakbola. Ia mencontohkan saat laga melawan PSS Sleman, yang menurutnya wasit di semifinal itu bertindak berat sebelah.
Hal yang paling mencolok dirasakan Kalteng Putra adalah saat melawan Semen Padang di babak delapan besar Grup A. Sempat unggul 1-0, Kalteng Putra akhirnya kalah 1-3 setelah Semen Padang dapat dua penalti.
“Waktu lawan PSS itu kami merasa dirugikan oleh kepemimpinan wasit. Sama seperti waktu di Padang, seharusnya kami bisa menang. Kami sudah unggul babak pertama terus (lawan) dikasih dua penalti,” ungkap Mantan aktivis sepakbola Save Our Soccer itu.
“Bukti lainnya, saat kami laga dan tidak dirugikan wasit, dua gol saat melawan Persita itu luar biasa dan murni semua golnya,” tandas Apung.
Terkait tudingan Vigit, Manajemen Kalteng Putra belum berencana mengadukan balik. Pihak klub Kalteng Putra menanggapinya biasa saja. Namun, ia berharap pengusutan praktik match fixing itu dilakukan tuntas agar tidak lagi bermunculan para mafia bola.
“Kami Menanggapi biasa-biasa saja. Tidak ada niat untuk kesana (melayangkan protes). Tetapi Kalteng Putra mendukung gebrakan Satgas membongkar mafia bola demi kemajuan persepakbolaan Indonesia,” tukasnya.
Kalteng Putra akan berlaga di Liga 1 musim depan. Tim berjuluk Laskar Isen Mulang itu mendapat tiket ke kasta tertinggi setelah finis ketiga di Liga 2 2018. Kalteng Putra promosi ke Liga 1 2019 setelah mengalahkan Persita Tangerang 2-0.
Sementara itu, Vigit Waluya saat diperiksa penyidik Satgas Anti Mafia Bola di Mapolda Jawa Timur mengatakan Vigit menyatakan sudah membantu tiga klub Liga 2 pada 2018, yakni PSMP Mojokerto, PSS Sleman, dan Kalteng Putra. (Mrz/red)