
Danum.id, Palangka Raya – Satuan tugas (Satgas) udara pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kian diandalkan untuk operasi di Kalimantan Tengah (Kalteng).
Sebab bila menggunakan pasukan darat, tidak akan mampu menjangkau semua titik karhutla tanpa dibarengi dengan ‘tempur’ jalur udara. Karena itu, opsi menggunakan water boombing atau bom air, makin menjadi andalan.
Komandan Korem 102 Panju Panjung Kalimantan Tengah (Kalteng), Kolonel Inf Harnoto mengakui, satuan tugas (satgas) udara menggunakan helikopter water boombing sejauh ini sangat efektif.
“Karena mampu mengkover upaya pemadaman yang tidak bisa dijangkau oleh Satgas darat, Water Boombing cukup efektif, sangat berperan untuk pemadaman. Ini keterkaitannya dengan jangkauan jalan maupun sumber air yang jauh dan sulit,” ungkap Harnoto, Senin (17/9/2018).
Dalam dua hari terakhir, titik panas (hotspot) di Kalteng sekurangnya 130 titik dimana terbanyak sebaran di kabupaten Katingan, Sukamara, dan Kapuas.
Sedangkan data kebakaran per 16 September 2018 banyak terjadi di Kabupaten Kapuas dan Kota Palangka Raya. Sudah sekitar 5,4 ribu hektare lebih luasan hutan dan atau lahan yang terbakar.
Mayoritas lahan terbakar tersebut berada di area yang sulit jangkauan apabila menggunakan operasi darat. Karena itu, Harnoto yang memulai debut di Kalteng sejak 15 Mei 2018 lalu menggantikan Kolonel Arm M Naudi Nurdika itu menandaskan, penggunaan heli Water Boombing cukup efektif untuk operasi dari atas udara.
Dalam sehari, satu helikopter bisa memuntahkan air 20 hingga 30 kali dalam satu operasi dengan kapasitas 4.000 dan 5.000 liter.
“Satgas darat dan udara sudah saling bekerja dan saling melengkapi kekurangan satu dengan yang lain. Operasi yang dilaksanakan saat ini cukup efektif,” tandasnya.(red)