Danum.id, Muara Teweh – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Utara (Barut), melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan menggelar pameran sejuta buku. Kegiatan dilaksanakan di halaman MTsN Muara Teweh.
Bupati Barut, Nadalsyah pun mengaku menyambut baik penyelenggaraan pameran buku ini, termasuk dengan seluruh rangkaian kegiatannya. Sebab tujuan kegiatan ini yaitu memotivasi budaya gemar dan cinta buku.
“Yang mana sejalan dengan visi dan misi saya selama lima tahun kedepan, untuk mewujudkan masyarakat Barut yang religius, mandiri dan sejahtera, melalui percepatan peningkatan pembangunan dan salah satunya di bidang sumber daya manusia,” ungkap Nadalsyah yang diwakili Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Jufriansyah Jumat (16/11/2018).
Sesuai amanat pembukaan UUD Negara RI 1945, menghendaki agar bangsa Indonesia sejahtera, cerdas, dan dapat berperan di dunia internasional. Guna mewujudkannya, lanjut dia, perlu didukung dengan adanya pendidikan bermutu tinggi yang dapat dinikmati seluruh komponen bangsa.
Adapun salah satu sarana dalam memenuhi amanat UUD RI 1945 tersebut adalah buku. Tetapi perlu disadari, buku belumlah menjadi prioritas utama kebutuhan masyarakat. Demikian juga dengan budaya membaca dan belajar.
Berdasarkan survey lembaga internasional baru-baru ini, ‘most littered nation in the world 2016’ minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Rendahnya minat baca disebabkan beberapa faktor satu diantaranya adalah budaya masyarakat Indonesia yang masih didominasi budaya Timur.
Selain itu, penggunaan internet yang saat ini sudah menjadi kebutuhan. Juga tidak tersedianya sarana prasarana pendukung seperti toko buku, serta terlalu majunya teknologi menurunkan minat baca.
“Diketahui bersama, bahwa buku dengan segala kelebihannya belum bisa tergantikan oleh teknologi. Buku bisa dibaca dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja dan bagaimanapun keadaannya,”
“Sedangkan teknologi sering terkendala oleh ketiadaan sumber energi yang bisa menghidupkan piranti teknologi tersebut. Namun demikian bukan berarti teknologi tidak mempunyai andil besar pada peningkatan kecerdasan masyarakat,” terangnya.
Menurut Nadalsyah, membaca buku dapat membuka pintu otak dan memandunya kearah kepandaian dan kebijaksanaan. Buku bisa menjadi teman duduk yang tidak akan memuji kita dengan berlebihan, teman yang tidak akan menjerumuskan kita dan teman yang tidak membuat kita bosan.
Kebiasaan membaca tidak bisa terbentuk secara tiba-tiba. Sehingga perlu pembinaan sejak dini, selain itu peran orang tua sangat penting menumbuhkan minat baca kebiasaan gemar membaca juga harus diterapkan di sekolah agar anak-anak tidak lupa membaca.
“Sebaiknya generasi penerus ini membaca minimal 15 menit sebelum kegiatan belajar dimulai agar terbiasa. Sehingga pada akhirnya buku dapat dijadikan sebagai salah satu kebutuhan pokok dalam upaya peningkatan kecerdasan bangsa,” imbuh dia. (ant/rmt)