Ketika Narasi Dongeng Menjadi Alternatif Pencegahan Karhutla Kalteng

0
Pelatihan belajar dongeng di rumah bambu, Buntoi, Pulang Pisau

Danum.id, Pulang Pisau – Pagi yang cerah mengiringi langkah puluhan tenaga pendidik, pendidik, peneliti, untuk berkumpul di bawah Rumah Bambu, Buntoi. Mereka yang ingin didongeng dan yang ingin mendongeng berkumpul dalam satu atap, di satu-satunya pendopo yang unik di Kalimantan Tengah itu.

Selama dua hari, Kamis-Jumat (6-7/9/2018) sejumlah pendidik dari Kabupaten Barito Selatan (Barsel) dan Pulang Pisau (Pulpis) dilatih sebagai trainer di Pusat Sarana Komunikasi Iklim (PSKI) di Desa Buntoi, Kabupaten Pulang Pisau tersebut.

Satu hal yang menjadi penekanan pertemuan bertajuk pelatihan itu, bahwa penangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sesungguhnya jauh lebih efektif dengan upaya mencegah ketimbang memadamkan. Baik dari sisi biaya, sumber daya manusia, maupun hal minimalisir dampak.

Ketika terjadi karhutla, eksesnya beragam mulai dari ditutupnya bandara, sekolah, terhambatnya aktivitas masyarakat yang berarti pula terganggunya perekonomian, serta berbagai penyakit pun timbul dari kejadian ini.

Menilik parahnya bencana Karhutla Kalteng 2015 lalu, menjadi bencana bukan hanya di Indonesia tetapi juga negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand. Total kerugian ditaksir mencapai 61 miliar dolar.

Salah satu yang diupayakan kali ini adalah dengan memasukkan narasi bagaimana dampak Karhutla kepada guru dan anak didik, melalui dongeng. Ini kaitannya dengan membangun kesadaran masyarakat sedini mungkin.

Tak tangung-tanggung, pendiri ‘Ayo Dongeng Indonesia’ sekaligus Pendongeng/Pelatih Cerita Anak Internasional, Ariyo Faridh Zidni dihadirkan untuk kegiatan ini.

 

 

“Tujuannya guna melatih para pelatih yang bisa mengerti tentang ekosistim gambut dan esensi menjaga lingkungan hidup. Para peserta diharapkan dapat kembali melatih guru-guru dan menjadi narasumber di lingkungan sekolah dan rayon masing-masing,”

“Karena itu, nantinya akan disusul kegiatan di Barsel, sebagai implementasi dari kegiatan ini pada 12 September 2018, mereka mendongeng di sekolah,” ujar terang Nina Yulianti Ph.D, dosen dan peneliti dari Universitas Palangka Raya sekaligus fasilitator kegiatan ini, Sabtu (8/9/2018).

Partisipan yang hadir dalam kegiatan ini antara lain Guru SDN Desa Mengkatip, Kecamatan Dusun Hilir, Guru SDN Kelurahan Buntok, Kecamatan Dusun Selatan, Pengawas Perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Barsel, Guru SDN Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Guru SDN Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir Pengawas Perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Pulpis.

“Harapannya, ekosistem gambut makin terjaga dan kejadian Karhutla makin sedikit, serta bencana asap tidak terjadi lagi,” tutup Nina. (red)