Danum.id, Kobar – Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kotawaringin Barat (Kobar), AKBP Arie Sandi Sirait mengungkapkan kegelisahannya ketika banyak sebetulnya potensi anak buahnya yang ingin lanjut kuliah.
Namun ada banyak kendala, akibat jauhnya lokasi kampus dengan penempatan tugas Polri yang saat ini disandang mereka. Kendala jarak dengan pusat pendidkan itulah yang menghambat keinginan belajar mereka.
Hal ini ia ungkapkan saat belasan mahasiswa program doktoral (S3) Ilmu Lingkungan Universitas Palangka Raya (UPR) Angkatan II, bertandang ke Mapolres Kobar di Pangkalan Bun, Jumat (23/11/2018) dalam rangka Praktek Kerja Lapangan (PKL).
“Banyak anak buah saya yang sebetulnya ingin sekali melanjutkan kuliah, baik ke jenjang S1 maupun S2. Kami pun perlu SDM penyidik yang mumpuni, yang sarjana. Namun karena posisi tugas yang rentangnya cukup jauh, ini terkadang menyulitkan. Kita kan ingin bisa seiring dua-duanya, belajar jalan tetapi tugas juga jalan,” terang Arie.
Menempuh perjalanan jauh sekira 9 jam lebih, sambung dia, memerlukan bekal fisik. Sedangkan saat tiba di tempat tujuan (kampus), justru dalam kondisi kelelahan saat menerima pelajaran di kelas yang mana hal ini tidak efektif.
Ingin Terobosan
Karena itu, ia pun berharap dunia pendidikan bisa menggelar ‘kampus’ di luar Kota Palangka Raya, sebagai langkah terobosan guna mengakomodir permasalahan ini. Sementara teknisnya, ia serahkan kepada pihak kampus karena lebih mengetahui.
“Sayang kalau semangat ini (kuliah) tidak terakomodir. Potensinya banyak sekali, kalau bisa ada terobosan. Tiap Polres sedikitnya ada 300 anggota, maka se-Kalteng juga bisa dihitung. Mereka tidak harus kuliah di Hukum, tetapi multidisipliner karena kebutuhan Polri juga bukan jurusan itu saja,” beber dia.

“Disini ada juga sih kampus. Tetapi kenapa kami tertarik kepada universitas yang negeri dan senior-senior juga menyarankan itu? Ya namanya kampus Negeri walaupun letaknya di kampung, dengan kampus swasta meski letaknya di kota, tetap saja tidak bisa mengalahkan nama dan status negeri-nya itu,” kelakar Arie yang Sertijab Jabatan Kapolres Kobar pada November tahun lalu tersebut.
Sementara Direktur Pasca Sarjana UPR, Prof. Dr. Ir. Yetrie Ludang, MP yang turut mendampingi PKL mahasiswa S3 UPR tersebut, merespons apa yang diungkapkan Kapolres. Terkait kendala kuliah, akan dibicarakan bagaimana teknis selanjutnya sepanjang tidak melanggar aturan pendidikan tinggi.
Dalam pertemuan tersebut, Yetrie juga mengungkapkan, Program S3 Ilmu Lingkungan yang sudah berjalan di tahun ketiga ini menawarkan multidisipliner, yang artinya bisa diikuti oleh input calon mahasiswa dari berbagai latar belakang keilmuan pada jenjang S2 sebelumnya.
“Dalam kasus-kasus lingkungan misalnya, penyidik kadangkala kalah saat dalam persidangan, karena kurang menguasai persoalan lingkungan. Nah aspek lingkungan ini bisa ditinjau dari berbagai bidang. Termasuk Hukum Lingkungan, ini yang perlu dikuatkan,” jelas Yetrie.
Mempelajari Peluang
Ketua Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan, Prof. Dr. Bambang S Lautt, M. Si menambahkan, saat ini program studi yang dikelolanya menampung mahasiswa dengan berbagai sumber keilmuan dan hal ini menjadi kekuatan lulusan UPR nantinya.

Terkait terobosan tadi, Bambang akan mencari solusi dan mempelajari peluang. Sebab ia mengingat pernah ada beberapa contoh nota kesepahaman (MoU) yang pernah dibuat Perguruan Tinggi.
“Tinjauan lingkungan ada dari beberapa aspek. Nah, mahasiswa dari tiga angkatan ini asalnya beragam karena kita membuka multidisipliner. Ada yang basic Ekonomi, Kebijakan, Teknik, Agama, Pertanian, Kehutanan, juga Kesehatan. Ada yang berlatar sebagai wartawan, pengusaha, pejabat dinas/birokrasi, hingga polisi dan jaksa,” terang Bambang sembari mengenalkan belasan mahasiswa yang beraudensi. (red)
















