Danum.id, Sampit – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Supian Hadi meminta persaingan dalam pilkada jangan sampai merusak kerukunan masyarakat.
Jangan sampai hanya karena beda pilihan, akan merusak kerukunan dan ketertiban yang sudah terjaga, ujarnya.
“Keamanan dan ketertiban masyarakat harus selalu dijaga. Kerukunan jangan sampai rusak hanya karena berbeda pilihan. Jangan pula membawa isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), dalam pilkada,” kata Supian di Sampit, Rabu (15/1/2020).
Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah serta Bupati dan Wakil Bupati Kotim akan dilaksanakan 23 September 2020. Sejumlah nama bakal calon pun bermunculan seiring penjaringan yang dilakukan oleh partai politik.
Tahapan ini diikuti dengan mulai meningkatnya suhu politik di daerah. Masing-masing tim sukses maupun simpatisan mulai gencar mempromosikan pasangan bakal calon mereka.
Perbedaan pilihan merupakan hal lumrah dalam berdemokrasi. Perbedaan itu jangan sampai membuat masyarakat menjadi bermusuhan, apalagi sampai memicu konflik.
Perbedaan hanya dalam hal pilihan dukungan, setelah pilkada usai maka semua harus bersatu dan menghargai siapa pun yang terpilih nantinya. Supian yakin pasangan yang terpilih nantinya merupakan yang terbaik karena figur-figur yang muncul saat ini adalah orang-orang berkualitas.
Disinggung kemungkinan adanya intimidasi dalam langkah-langkah politik, menurut Supian hal itu memang bukan hal aneh dalam politik. Justru seorang politisi harus siap dengan situasi seperti itu.
“Belum jadi pemimpin saja sudah cengeng, bagaimana nanti menghadapi masalah ketika jadi pemimpin? Jangan cengeng. Saya dua kali jadi bupati juga merasakan situasi seperti itu. Intimidasi politik itu pasti ada. Namanya juga politik. Selesai pilkada, semua bersatu kembali,” tutur Supian.
Politisi PDIP ini juga mengakui, bertarung di pilkada memang membutuhkan biaya besar untuk operasional tim di lapangan. Namun, dia meminta tim sukses pasangan calon tidak menodai pesta demokrasi ini dengan melakukan money politic atau politik uang karena akan menjadi contoh yang tidak baik bagi masyarakat.
Supian meyakinkan, uang bukan jaminan dalam memenangi sebuah pilkada. Tidak semua masyarakat tergoda dengan iming-iming politik uang, apalagi masyarakat Kotim sudah sangat cerdas dalam menentukan pilihan.
Dia juga menyerahkan sepenuhnya pilihan kepada masyarakat. Dia yakin banyak putra daerah Kotim yang mampu memimpin dan memajukan daerah ini. (Ant/Fhr/red)