Danum.id, Palangka Raya – Kepemimpinan itu dilahirkan oleh keadaan. Untuk meraih pucuk kepemimpinan itu, dibutuhkan perjuangan ekstra.
Demikian Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran saat acara pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) angkatan III yang digelar Gerakan Pemuda Ansor Kalteng, Jumat (5/7/2019) sore.
“Untuk meraihnya, banyak jalan berliku dan itu penuh perjuangan. Keadaan sangat memengaruhi untuk menuntun kesitu,” ujar Gubernur sesaat sebelum membuka resmi PKL di gedung PSBB Palangka Raya itu.
“Tetapi yang namanya ingin menjadi pemimpin paling pertama itu ya harus berani. Bisa bicara itu perkara nanti, menyusul saja dan itu bisa belajar,” imbuhnya.
Beberapa saran dan masukan diberikan gubernur kepada peserta PKL, termasuk sentilan ditujukan kepada Ketua GP Ansor Kalteng, Elly Saputra dan jajaran pengurus.
“Jadi pemimpin itu juga harus berakhlak. Lalu sering turba ke daerah-daerah. Keempat, harus sering beramal, gak boleh pelit. Harus punya ide pemikiran cemerlang. Kalau tidak punya ide kreatif ya gak usah jadi pimpinan,” celetuk Sugianto mengingatkan.
PKL Ansor ini dihadiri oleh sejumlah petinggi di jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalteng beserta Badan Otonom dan Lembaga di bawah payung NU. Sejumlah undangan unsur organisasi kepemudaan (OKP) dan perwakilan ormas lain juga sebagian ada yang hadir.
Elly Saputra, merasa bangga karena kehadiran Gubernur di forum itu. Apa sebab? Selama ini, kegiatan kaderisasi yang dilakukan Ansor dan mengundang beberapa peserta dari kabupaten/kota, belum pernah yang dilirik gubernur untuk sekedar datang dan membuka kegiatan. Begitu pun terjadi di daerah lain.
“Ini sejarah di Indonesia ada PKL Ansor dihadiri langsung oleh gubernur. Tentu ini merupakan sebuah kebanggaan sekaligus juga menjadi momen spesial, apalagi hari ini Gubernur berulang tahun ke 46,” ujarnya.
Mewakili Ketua Panitia, Akhmad Rusdiyanor dalam laporan pembuka mengatakan, kegiatan PKL Ansor ditujukan antara lain untuk menyiapkan kader militan yang akan menjadi pemimpin, lima atau 10 tahun ke depan, sebab tunas muda lah yang menggantikan estafet kepemimpinan.
Rusdiyanoor melaporkan, PKL diikuti ratusan peserta berasal dari perwakilan kabupaten/kota. Antara lain dari Palangka Raya 20 orang, Gunung Mas 10 orang, Kapuas 22 orang, Pulang Pisau 4 orang, Barito Utara 13 orang.
Kemudian Kotawaringin Barat 2 orang, Katingan 10 orang, Barito Selatan 1 orang, Murung Raya 7 orang, Kotawaringin Timur 5 orang, dan Lamandau 3 orang.
“Kabupaten Sukamara tidak mengirimkan delegasi. Ditambah dengan beberapa peserta dari badan otonom NU, maka total peserta dilaporkan sebanyak 120 orang,” terang Rusdi alias uncuy. (Mrz/red)
















