Danum.id, Palangka Raya – Beasiswa Bidikmisi Pusat belum sepenuhnya untuk masyarakat pelajar Kalimantan Tengah (Kalteng). Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng pun menjelaskan, jenis beasiswa ini bukan di bawah kontrol Kalteng dan oleh sebab itu seleksi calon penerima pun tidak ada kewenangan pemerintah provinsi ini.
“Itu murni program dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendididkan Tinggi (RistekDikti). Di luar kewenangan kita, karena Provinsi hanya berkewenangan di penyelenggaraan pendidikan menengah,” jelas Plt Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Suyuti Syamsul, Selasa (22/10/2019).
Informasi terhimpun di lapangan, ternyata mayoritas penerima jenis beasiswa ini, justru banyak yang bukan penduduk Kalteng. Bisa jadi, munculnya nama beasiswa Bidik Misi Kalteng Berkah, adalah sindiran dari pemerintah daerah setempat meskipun nama sama tetapi beda kepanjangan.
Bidikmisi dari Kemenristekdikti singkatan dari Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin Indonesia, bersumber dari APBN. Beasiswa Bidikmisi Pusat itu diberikan kepada mahasiswa miskin atau kurang mampu selama 4 tahun. Untuk urusan ini, Pemprov tidak tahu siapa saja penerima, mekanisme seleksi, berapa total kuota, dan berapa persen untuk pelajar Kalteng.
Sedangkan ditingkat lokal Kalteng dengan nama ‘Bidikmisi Kalteng Berkah’ yang merupakan singkatan dari Bantuan Biaya Pendidikan (Bidik) Misi Kalteng Bermartabat, Elok, Relegius, Kuat, Amanah, dan Harmonis (Berkah).
“Kriteria penerima jelas putra/putri Kalteng, dibuktikan dengan KTP Kalteng. Harus status mahasiswa di 51 PTN/PTS yang ada di Kalteng, berprestasi akademik/non alademik, dan diutamakan pada mahasiswa ekonomi tidak mampu. Semua rekrutmen calon penerima dilakukan oleh masing-masing PTN/PTS, bukan kita,” tandasnya.
Adanya kesamaan nama singkatan ini lah, tak ayal menimbulkan persepsi publik bahwa Pemprov Kalteng ‘meng-copy’ dari Pusat. Padahal tujuan berbeda, yakni Pemprov Kalteng ingin mengkover jangkauan yang terbatas dari pusat tadi, untuk lebih banyak lagi yang bisa diakses oleh pelajar asli Kalteng.
Suyuti tidak menampik, ada banyak permintaan dari masyarakat sehingga Gubernur Kalteng Sugianto Sabran berinisiasi membuat bantuan beasiswa khusus Kalteng itu. Pada 2019 ini, jumlah penerima ditambah tetapi nominal bantuan dikurangi.
Target Meningkatkan IPM
Beasiswa ini sebagai upaya untuk meningkatkan Angka Partisipasi Pendidikan Tinggi, angka partisipasi kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) Kalteng, yang muaranya adalah meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Jadi jujur saja, ini lebih karena resposn Gubernur berkeinginan kuat agar banyak yang kuliah. Sebab untuk Pendidikan Tinggi bukan menjadi urusan wajib kita. Tetapi, dengan semakin banyaknya lulusan SMA/SMK/MA Kalteng lanjut kuliah di PTN/PTS di Kalteng, maka dapat meningkatkan IPM Kalteng lebih baik,” jelasnya.
“Pada 2017 telah dibantu sebanyak 2.430 mahasiswa dengan alokasi anggaran Rp 12,17 miliar, dan tahun 2018 telah dibantu sebanyak 2.406 mahasiswa dengan alokasi Rp 12,03 miliar. Pada 2019 ini meningkat menjadi 5.125 mahasiswa dengan total anggaran Rp 15 miliar,” pungkasnya.
Sementara itu, dikutip dari laman ristekdikti.go.id, Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan SMA atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik tetapi memiliki keterbatasan ekonomi.
Bidik misi Berbeda dari beasiswa yang berfokus pada memberikan penghargaan atau dukungan dana terhadap mereka yang berprestasi (penjelasan Pasal 76 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi). (Mrz/red)