Danum.id, Jakarta – Diselingi permintaan maaf, baik kepada keluarga maupun kader Rumah Besar Islam, Ketua Umum PPP, Romahurmuziy (Rommy) menitip pesan kepada pejuang partai berlambang ka’bah itu.
Dia meminta para kader terus istiqamah berjuang untuk menghadapi pemilu legislatif (Pileg) yang sudah di depan mata karena hanya tersisa satu bulan saja.
Ungkapan itu ia sampaikan dalam sepucuk surat yang ia beri judul ‘Surat Terbuka Untuk Indonesia”. Dalam surat tersebut, Rommy juga meminta maaf kepada warga PPP atas seluruh dampak yang muncul setelah dia ditangkap di Surabaya kemarin.
“Kepada warga PPP di seluruh pelosok Tanah Air, rekan-rekan pengurus DPP, DPW, DPC, PAC, dan ranting: saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas seluruh persepsi dan dampak akibat kejadian yang sama sekali tidak pernah terlintas di benak ini,” tulisnya.
“Jangan kendurkan perjuangan karena waktu menuju pemilu hanya tinggal hitungan hari. Saya sudah keliling Nusantara dan meyakini PPP lebih dan mampu untuk melewati ambang batas parlemen,” sambung Rommy.
Tak hanya itu, Rommy juga minta maaf kepada Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin atas kejadian yang bikin heboh di ‘Jumat keramat’ yakni operasi tangkap tangan (OTT) oleh petugas KPK.
“Kepada rekan-rekan TKN Jokowi-Amin dan masyarakat Indonesia, saya mohon maaf atas kejadian menghebohkan yang tidak diinginkan ini,” sebutnya lewat surat yang dibagikan kepada wartawan di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta, Sabtu (16/3/2019).
Merasa Dijebak
Setelah keluar dari gedung KPK pasca pemeriksaan, Rommy juga mengungkapkan bahwa dalam kasus ini dirinya telah dijebak. Ia tidak mengira ketulusan hatinya menghadiri sebuah undangan silaturahmi di loby sebuah hotel di Sidoarjo, ia hadiri namun justru berbuah petaka.
Ia juga menulis, mendapat informasi justru dari petugas KPK yang memeriksanya bahwa dirinya sudah dilakukan pembuntutuan selama beberapa pekan bahkan bulan.
“Saya merasa dijebak dengan sebuah tindakan yang tidak pernah saya duga, saya pikirkan atau saya rasakan. Bahkan tersiratpun tidak. Itulah kenapa saya menerima sebuah permohonan silaturahmi di sebuah hotel yang sangat terbuka dan semua tamu bisa melihatnya. Ternyata niat baik ini justru menjadi petaka,” ungkap dia.
Dia mengatakan akan memikirkan langkah-langkah terkait kasus yang menjeratnya. Rommy juga menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak dan mengatakan yang dialaminya ini tidak seperti yang tampak di media.
Rommy juga menyatakan, kiprahnya dalam berpolitik kebangsaan dan tertangkapnya ia dalam kasus ini adalah merupakan risiko menjadi juru bicara terdepan dalam sebuah koalisi yang menginginkan indonesia tetap dipimpin oleh faham nasionalisme-religius yang moderat.
“Inilah risiko pribadi saya sebagai pemimpin yang harus saya hadapi dengan langkah-langkah yang terukur dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah. Mohon doanya,” ucap dia. (red)