Penolakan Sawit Jatuhkan Nilai Ekspor Minyak Nabati dari Kalteng

0
Kepala BPS Kalteng Yomin Tofri didampingi Kepala Bidang Statistik Distribusi Bambang Supriono saat rilis bulanan, Selasa

Danum.id, Palangka Raya – Lemak dan minyak nabati yang merupakan andalan komoditas utama ekspor dari Kalimantan Tengah (Kalteng), anjlok di November 2018. Salah satunya, terindikasi akibat penolakan sawit di pasar Eropa dan kampanye anti sawit oleh LSM asing sejak beberapa waktu lalu.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, ekspor komooditas lemak dan minyak nabati (HS 15) turun -65,34 persen dibanding neraca perdagangan barang serupa bulan lalu.

“Perubahan Oktober ke November 2018 tercatat -65,34 persen. Sedangkan jika dilihat kumulatif Januari-November 2018 dibanding kumulatif yang sama di 2017, juga turun yakni sebesar -35,63 persen,” terang Kepala BPS Kalteng, Yomin Tofri saat rilis bulanan di kantornya, Rabu (2/1/2019).

Namun demikian, penurunan terbesar sepanjang tahun ini, bukan di November. Tetapi pada Februari 2018 lalu, penurunan nilai ekspornya justru lebih dahsyat yaitu -70,95 persen. Selain nilai, penurunan volume  juga terjadi yakni turun di kisaran -70,13 persen.

Terkait peranan ekspor komoditas lemak dan minyak nabati ini, cukup mendominasi di Kalteng dan merupakan komoditas utama kedua setelah bahan bakar mineral. Pada November 2018 ini, menyumbang 9,17 persen total ekspor Kalteng. Sedangkan kumulatif Januari hingga November, peranannya mencapai 14,39 persen.

Yomin mengatakan, sejatinya secara produksi kemungkinan besar hampir sama. Hanya saja, kenapa angka ekspor jenis ini tercatat turun adaah akibat nilai komoditas yang jatuh di pasar.

“Sehingga tercatat nilai ekspornya secara nominal, itu turun. Kuantum harganya turun tetapi volumenya mungkin saja tidak. Sebab ada perdagangan lemak dan minyak nabati ini ada juga yang antar pulau (bukan ekspor) yang ini tidak tercatat sebagai pedagangan luar negeri,” beber dia.

Secara keseluruhan ekspor, Yomin menjelaskan komoditas utama ekspor selama November 2018 masih didominasi oleh bahan bakar mineral (US$92,07 juta), lemak dan minyak hewani/nabati (US$12,23 juta).

Berikutnya adalah karet dan barang dari karet (US$10,45 juta), bijih, kerak, dan abu logam (US$8,42 juta), serta kayu dan barang dari kayu (US$7,64 juta). Kelima kelompok komoditas tersebut berkontribusi 92,16 persen dari total nilai ekspor selama November 2018. Barang lainnya berkontribusi 7,84 persen.

“Total nilai ekspor Kalteng menurun 10,79 persen dari US$149,45 juta (Oktober 2018) menjadi US$133,32 juta (November 2018),” pungkasnya. (Mrz/red)