Siasati Pasokan Ayam, Dewan Sarankan Ada Koperasi Pertenak Lokal

0
Politisi Nasdem DPRD Kalteng, Lodewik C Iban

Danum.id, Palangka Raya – Legislator DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) menawarkan saran untuk menyiasati pasokan ayam yang kerap kali terjadi. Kepada pemerintah, dewan menyarankan membentuk koperasi untuk mewadahi peternak lokal.

“Hal ini guna mendukung para peternak ayam di Kalteng ini. Sebabnya, sampai saat ini Kalteng masih mengandalkan pasokan ayam terutama ayam ras, adalah banyak tergantung dari luar daerah,” ungkap Anggota DPRD Kalteng, Lodewik, di gedung DPRD, Jumat (18/1/2018).

Menurut dia, terbatasnya jumlah pasokan ayam untuk memenuhi kebutuhan sendiri di daerah, disinyalir menjadi penyebab melambungnya harga ayam ras di pasaran. Lebih mengerikan lagi adalah menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan.

“Oleh sebab itu, DPRD Kalteng meminta kepada pemerintah untuk menyikapi hal tersebut secara serius.Pemerintah harus tanggap, paling tidak setelah ada koperasi maka pemerintah bisa membantu bibit ayam untuk para peternak kita,” ucap Anggota Komisi B  ini.

Politisi Nasdem ini meminta agar ada langkah serius dan kongkrit. Itu mutlak dilakukan jika ingin benar-benar memutuskan mata rantai ketergantukan pasokan ayam dari luar daerah.

DPRD Kalteng yang membidangi ekonomi dan sumber daya alam (SDA) ini mengatakan, ketika terbentuk koperasi dengan fasilitasi Pemprov tentunya, adalah bagaimana berkonsentrasi mengurus peternakan ayam dan kebutuhannya termasuk pemasarannya.

Lalu komitmen dari DPRD Kalteng adalah siap mendukung jika pemerintah benar-benar ingin membangun koperasi untuk mengembangkan peternakan ayam  tersebut termasuk dukungan penganggarannya.

“Nantinya koperasi inilah yang akan mengelola bibit ayam, pakan, lokasi pengembangan peternakan serta obat-obatannya. Uang berputar disekitar mereka sendiri. Supaya bisa demikian, maka harus dikelola langsung oleh para peternak sendiri,” cetusnya.

Untuk diketahui, selama ini para peternak Kalteng diduga hanya sebagai ‘buruh’ karena dimodali oleh para penyedia bibit dan pakan. Penyedia modal ini banyak dari orang luar Kalteng.

Otomatis, hasilnya dinikmati oleh segelintir orang. Bahkan penentuan harga jual pun nantinya terkesan bisa dimainkan kapan saja oleh pemilik modal tersebut ketika penawaran tinggi akibat komoditas ini kosong atau terbatas. (Mrz/red)