Alihfungsi Budidaya Rotan Sangat Disayangkan

0
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran sempat mendatangi pekerja rotan, saat kunker ke DAS Barito beberapa waktu lalu.

Danum.id, Palangka Raya –  Di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), rotan merupakan hasil alam yang cukup melimpah. Namun sangat disayangkan, budidaya tanaman tersebut sekarang ini banyak yang dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan dan sebagainya.

Anggota DPRD Kalteng, Duwel Rawing, salah satu yang sangat menyayangkan hal ini. Fenomena itu sebagai dampak harga rotan yang sekarang ini tidak menggairahkan masyarakat. Akhirnya masyarakat mengambil jalan pintas dengan beralih ke bidang perkebunan lainnya seperti karet dan kelapa sawit.

“Sangat disayangkan, karena dulu menjadi komoditas yang diandalkan karena kualitas disini bagus dan stok melimpah. Bahkan, komoditas ini sempat menjadi primadona usaha masyarakat selain karet dan kayu,” tutur dia, Kamis (10/1/2019).

Mantan Bupati Katingan dua periode ini bercerita, saat ia menjabat dulu, ia programkan di sepanjang Sungai Katingan, di sisi kiri dan kanan sungai akan dijadikan budidaya rotan.

Harapannya, nanti akan tetap dan terus menjadi sentra produksi rotan. Ketika produksi melimpah, tinggal dipikirkan bagaimana menjadikan produk ikutan atau menjadikan hingga barang setengah jadi atau bahkan memoles hingga barang jadi.

Dengan sentuhan teknologi, komoditas rotan diyakini semakin menjanjikan. Hal ini perlu digalakkan, sebab jika tidak, melimpahnya bahan mentah di daerah tidak akan berkontribusi signifikan. Karena itu, perlu dikelola secara maksimal dan didukung penuh pemerintah supaya menjadi bisnis menjanjikan.

“Karena dipinggiran sungai inikan banyak pohon yang tumbuh, sehingga nantinya rotan-rotan itu bisa hidup dipepohonan di kiri dan kanan sungai tersebut. Gak tahu kalau sekarang apakah program tersebut tetap dilanjutkan atau tidak,” terangnya.

Anggota Komisi C DPRD Kalteng, yang membidangi masalah kesejahteraan rakyat (Kesra) ini menambahkan, ada juga jenis rotan yang bisa dibudidayakan masyarakat, salah satunya rotan jenang dimana jenis rotan harganya cukup mahal. Kalau dibudidayakan, juga cukup menjanjikan untuk masyarakat.

“Ada loh, di Katingan itu jenis rotan Jenang, itu harganya mahal sekali. Secara umum, rotannya bisa ditanam dan dibudidayakan, tetapi selama ini hanya mengandalkan alam,” beber Rawing.

Di Provinsi ini, rotan merupakan hasil alam yang cukup melimpah, bahkan komoditas ini sempat menjadi primadona usaha masyarakat selain karet dan kayu. Namun, sekarang ini komoditas rotan meredup, selain karena kebijakan pemerintah yang melarang ekspor rotan setengah jadi, salah satunya juga dipengaruhi oleh komoditas kelapa sawit.

Sekarang ini kurang begitu dilirik masyarakat, karena selain harganya yang masih fluktuatif, produk ini masih belum begitu maksimal dengan sentuhan teknologi. Selama ini komoditi rotan hanya dijadikan bahan meubeler. Tak jarang lahan masyarakat yang sebelumnya difokuskan untuk pengembangan kebun rotan, malah berubah fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.  (Mrz/red)