Danum.id, Palangka Raya – Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di suatu daerah, belum tentu berkualitas atau belum tentu mensejahterakan bagi penduduk daerah.
Misalnya Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), ekonominya tumbuh melonjak di triwulan II-2019 ini hingga di angka 7,67 persen, naik tajam dibanding dengan raihan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2018 yang lalu.
Namun dengan melesatnya pertumbuhan ekonomi, apakah betul-betul menjamin pertumbuhan ekonomi suatu daerah itu juga dinikmati penduduknya? Rupanya belum tentu. Lalu apa saran Badan Pusat Statistik (BPS)?
Kalteng, Yomin Tofri punya jawabnya dan memberi kiat agar mengarah kepada pertumbuhan yang berkualitas. Ia menjelaskan, perekonomian diukur berdasarkan Produk Dometik Regional Bruto (PDRB).
Pada PDRB yang diukur ini, barang dan jasa yang diproduksi atau dihasilkan di daerah tersebut, belum tentu hasilnya dibelanjakan di daerah itu. Bisa saja konsumsinya atau menghabiskannya di daerah lain karena pemilik atau investornya bukan orang daerah itu.
“Semuayng dihasilkan di daerah itu, belum tentu pemiliknya orang daerah tersebut. Untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas, ya harus orang daerah itu yang ber-investasi,” terang Yomin, Senin (5/8/2019).
“Namun ini kan sulit, belum tentu bisa karena berkaitan dengan modal. Nah, jalan lainnya adalah menerima investasi dari orang luar daerah, akan mendapatkan nilai tambah misalnya jasa, tenaga kerja, maka perputaran uang ada. Ketimbang menolak dan tidak ada investasi masuk, mungkin daerahnya ya begitu-begitu saja. Nilai tambahnya juga tidak muncul,” bebernya.
Lalu pertumbuhan ekonomi yang sustainable atau yang berkelanjutan untuk daerah harus memilih yang mana? Yomin membenarkan apabila menggantungkan pada kekayaan sumber daya alam (SDA) saja maka potenis itu lama-kelamaan akan habis deposit .
“Ketika habis, ekonomi daerah merosot. Karena itu berharap SDA itu tidak akan lama. Saran saya adalah daerah memerhatikan Industri Pengolahan saja, dalam hal ini manufaktur. Ini yang harus dilatih dan ditingkatkan,”
“Kemudian bidang pertanian dalam arti luas, itu lebih menjamin karena bukan barang habis. Dan catatannya tadi, yang penting dikembangkan dan diproduksi disini. Kalau diambil orang luar, paling kita dapat kalau mereka belanja disekitar, itupun dengan keuntungans sedikit kan,” tutupnya. (Mrz)